Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menilai ibadah qurban menyiratkan pesan solidaritas dan empati.

"Ibadah Kurban menyiratkan pesan solidaritas dan empati karena menyembelih hewan sekaligus mengajarkan kita untuk menyembelih ego pribadi," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan ibadah Kurban ditunaikan tak sekadar berdasar keikhlasan dan ketaatan terhadap perintah Allah SWT, tetapi juga harus memiliki makna pengorbanan terhadap sesama.

Ia menambahkan ibadah Kurban memadukan dua nilai yang saling bertautan, yakni ketuhanan dan kemanusiaan.

"Nilai ketuhanan yang berkemanusiaan dan nilai kemanusiaan yang berketuhanan," kata Halim Iskandar.

Baca juga: Mendes: BLT Dana Desa jadi pendukung DTKS

Gus Halim, demikian ia biasa disapa, meyakini jika ibadah Kurban yang dilakukan di tengah pandemi COVID-19 bakal memberi dampak pada pemulihan ekonomi.

Di samping itu, ibadah Kurban juga akan menimbulkan empati dan rasa tidak hanya mau menang sendiri.

Salah satu bukti rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, menurut Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini, mematuhi protokol kesehatan karena ini tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga orang lain.

"Mari patuhi protokol kesehatan ini demi keselamatan jiwa anak negeri dan manusia. Mari kita ibadah Kurban lebih bermakna lagi, bukan hanya ketaatan kepada ilahi," kata Gus Halim.

Ia juga mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menerapkan prokes.

"Jangan lupa memakai masker, mencuci pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta kurangi mobilitas atau interaksi," ucapnya.

Baca juga: Mendes minta kades pantau kondisi warga desa di masa PPKM Darurat
Baca juga: Mendes imbau masyarakat desa pakai masker dobel untuk tekan COVID-19

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021