Ini merupakan peringatan yang jelas bahwa rumah sakit di negara-negara yang paling terkena dampak sedang mencapai titik puncak.
Dakar (ANTARA) - Kematian akibat COVID-19 yang terjadi di Afrika naik 43 persen minggu ini dibandingkan dengan minggu lalu di tengah lonjakan pada kasus infeksi dan orang yang harus dirawat di rumah sakit, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (14/7).

Kenaikan angka kematian juga terjadi ketika negara-negara di kawasan itu sedang menghadapi kekurangan pasokan oksigen dan tempat tidur perawatan intensif.

WHO mengatakan tingkat kematian COVID-19 di Afrika --proporsi kematian di antara kasus yang dikonfirmasi-- saat ini tercatat 2,6 persen. Angka itu lebih tinggi dari rata-rata global, yakni 2,2 persen.

"Kematian telah meningkat tajam selama lima minggu terakhir. Ini merupakan peringatan yang jelas bahwa rumah sakit di negara-negara yang paling terkena dampak sedang mencapai titik puncak," kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika, melalui pernyataan.

Baca juga: Afrika akan terima sumbangan vaksin COVID-19 dari AS

Organisasi itu menyebutkan bahwa kasus COVID-19 di benua Afrika telah meningkat selama delapan minggu berturut-turut hingga mencapai enam juta pada 13 Juli 2021.

Lonjakan itu, menurut WHO, didorong oleh kelelahan publik terhadap aturan-aturan penting kesehatan yang diterapkan untuk membatasi penyebaran virus. Lonjakan juga disebabkan oleh peningkatan penyebaran varian-varian virus, sebut organisasi itu.

WHO mengatakan lonjakan kasus COVID-19 di Afrika telah menjadi salah satu yang tercepat di dunia ketika benua itu membukukan tambahan satu juta kasus selama sebulan terakhir ini.

"Ini merupakan waktu tersingkat sejauh ini menyangkut penambahan satu juta kasus. Sebagai perbandingan, sebelumnya perlu waktu sekitar tiga bulan untuk berpindah dari empat juta menjadi lima juta kasus pada pertengahan Juni," bunyi pernyataan itu.


Sumber: Reuters

Baca juga: Pada pertemuan G20, Menlu RI soroti dampak pandemi terhadap Afrika
Baca juga: IMF: Afrika sangat butuh vaksin untuk hentikan gelombang COVID

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021