santri yang ahli dalam teknologi akan memberikan nilai tambah
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) ingin mencetak jagoan digital dari kalangan santri yang mahir teknologi komputasi awan menggunakan Amazon Web Service (AWS), dalam Kompetisi Santri 4.0 di Jakarta, Minggu.

Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan kompetisi tersebut bertujuan untuk mencari santri yang paling mampu beradaptasi dan berinovasi dengan teknologi untuk menghadapi tantangan perubahan zaman saat ini.

"Menjadi santri yang pandai mengaji itu biasa dan keharusan, tapi menjadi santri yang ahli dalam teknologi akan memberikan nilai tambah bagi santri dalam merespons tantangan global ini," ujar Rozin dalam rapat virtual di Jakarta, Minggu.

Menurut Gus Rozin, pesantren memang harus beradaptasi dan mengambil berbagai inovasi dalam pengembangan teknologi agar bisa bersaing di kancah global.

Rozin berharap kompetisi itu mampu mengasah kemampuan para santri dalam pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan berbagai proyek strategis pesantren dan umat Islam.

Baca juga: Para santri di seluruh Indonesia diajak promosikan wisata halal

"Harapannya dari kompetisi ini santri dapat membuat aplikasi atau sistem yang nantinya berguna bagi dunia pesantren dan umat Islam," ujar Rozin.

Sekitar 100 santri terpilih yang berasal dari 20 Pesantren Nahdlatul Ulama se-Indonesia akan bersaing dalam bidang inovasi, kreatifitas dan pemecahan masalah berbasis teknologi.

Sebelum mengikuti Kompetisi Santri 4.0 dengan tema “Dari Santri untuk Pesantren dan Umat Islam” tersebut, RMI bersama AWS Indonesia terlebih dahulu membekali para peserta dengan pelatihan keterampilan-keterampilan baru yang dibutuhkan melalui program pelatihan 'Laptop for Builders'.

Pelatihan itu berisi materi mengenai dasar-dasar dari teknologi komputasi awan (cloud computing), pembuatan situs jejaring (website), mengolah data (database), publikasi ilmu-ilmu agama dan kajian melalui situs jejaring dan dikembangkan dengan pembuatan perusahaan rintisan (start up) terutama yang berkaitan dengan dunia kepesantrenan.

"Program itu telah berjalan sejak Desember 2020 dan para santri peserta dari program ini difasilitasi masing-masing satu laptop sebagai media belajar," ujar Manajer Program 'Laptop for Builders' RMI PBNU Hatim Gazali.

Baca juga: Platform digital karya santri diluncurkan di Kota Malang

Sementara itu, Country Manager AWS Indonesia Gunawan Susanto mengatakan kerja sama strategis dengan RMI yang menaungi lebih dari 23.000 pondok pesantren Nahdlatul Ulama memungkinkan untuk menciptakan talenta terbaik bagi Indonesia di masa depan.

"Kami sangat mengharapkan dari kompetisi ini munculnya inovasi dan produk-produk yang tidak hanya bisa menjadi solusi di pondok pesantren masing-masing peserta tapi juga untuk diimplementasikan ke pondok pesantren lain atau bahkan dengan skala yang lebih besar lagi," ujar Gunawan.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021