Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong kerja sama produksi vaksin COVID-19, pada Pertemuan Khusus Tingkat Menteri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEN) dan Rusia yang berlangsung secara virtual pada Selasa.

Dalam pertemuan yang dipimpin bersama oleh Menlu Retno dan Menlu Rusia Sergey Lavrov, para menlu yang hadir membahas kerja sama kemitraan strategis ASEAN-Rusia yang tahun ini memasuki tahun ke-25.

Menlu RI juga mendorong penguatan kerja sama dalam sektor kesehatan, khususnya penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi, demikian disampaikan dalam keterangan tertulis Kemlu RI.

“Kenaikan kasus COVID-19, kemunculan berbagai varian baru dan kesenjangan vaksinasi global merupakan pengingat bahwa ASEAN dan Rusia harus bekerja sama dengan lebih baik dalam menghadapi pandemi,” ujar Menlu Retno dalam pidato pembukaannya.

“Namun di sisi lain, upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tetap harus menjadi perhatian utama,” tutur dia, menambahkan.

Untuk itu, Menlu Retno menyoroti pentingnya kerja sama penanganan pandemi dengan mendorong Rusia untuk mendukung pemenuhan kebutuhan vaksin di kawasan melalui skema berbagi dosis (doses-sharing), memprioritaskan negara ASEAN sebagai penerima vaksin Rusia, serta menjajaki kemungkinan produksi vaksin bersama (joint-production) dengan negara anggota ASEAN.

Menlu RI juga mengajak ASEAN dan Rusia untuk bersama-sama memperkuat dukungan terhadap fasilitas berbagi vaksin global COVAX, negosiasi penghapusan paten vaksin (TRIPS Waiver), serta kesetaraan pengakuan terhadap vaksin.

Selain itu, Retno menegaskan pentingnya penguatan ketahanan kesehatan kawasan. Kolaborasi dengan Rusia diharapkan dapat meningkatkan kemandirian kawasan dalam industri kesehatan dan farmasi, penelitian serta penguatan sistem pencegahan dini kawasan.

“ASEAN-Rusia juga memiliki tanggung jawab untuk memperkuat WHO dan tatanan kesehatan global untuk mengantisipasi munculnya pandemi di masa mendatang,” kata Retno, merujuk pada Organisasi Kesehatan Dunia.

Terkait arsitektur kawasan. Menlu RI melihat persamaan prinsip-prinsip Visi Rusia mengenai arsitektur kawasan dan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on The Indo Pacific/AOIP), yang menjadi semakin relevan pada masa pandemi.

“Saatnya kita mengedepankan kerja sama dibandingkan persaingan, kolaborasi dibandingkan kompetisi,” imbuh Retno, menggarisbawahi pentingnya kerja sama dan kolaborasi kedua belah pihak.

Indonesia juga mengajak Rusia untuk mendukung sentralitas ASEAN serta upaya mengatasi situasi di Myanmar, termasuk implementasi konsensus lima poin.

Terkait usulan Rusia untuk menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN Rusia pada Oktober 2021, Menlu Retno menekankan bahwa KTT harus menjadi momentum penguatan kemitraan ASEAN dan Rusia untuk mengatasi berbagai tantangan dan juga meningkatkan kontribusi Rusia di kawasan.

Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendorong komitmen dan peran aktif Rusia di kawasan Asia Tenggara tersebut telah menghasilkan dokumen berupa co-chairs summary yang pada intinya menyepakati untuk mempercepat proses pemulihan pascapandemi, termasuk menekan dampak-dampak sosio-ekonomi, mengembalikan stabilitas makroekonomi dan finansial, rantai pasok, konektivitas, dan memperkuat ketahanan lingkungan.

Pertemuan juga menyepakati rencana diselenggarakannya KTT ASEAN-Russia pada Oktober 2021, dan berbagai kesepakatan kerja sama di berbagai bidang, antara lain keamanan maritim, keamanan teknologi komunikasi dan informasi, penanganan bencana, serta penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas batas.

Rusia telah menjadi mitra strategis ASEAN sejak 1996, dan dalam kurun waktu 25 tahun tersebut telah mengembangkan hubungan dan kerja sama yang erat di berbagai bidang, termasuk politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya. Indonesia menjadi negara koordinator kemitraan ASEAN-Rusia untuk periode 2018-2021.

Baca juga: Indonesia dorong kerja sama ASEAN-Rusia kembangkan vaksin COVID-19
Baca juga: Rusia dukung konsensus lima poin ASEAN untuk Myanmar
Baca juga: Airlangga harap forum Rusia-ASEAN untuk stabilitas keamanan


 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021