Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pengelolaan sampah plastik menjadi produk dengan nilai tinggi dan berkelanjutan, merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan industri hijau (green industry) dan ekonomi sirkular (circular economy) di Indonesia.

"Circular economy didasarkan pemanfaatan kembali untuk memaksimalkan nilai ekonomi dari barang-barang sisa produksi. Dengan itu, sumber daya yang tersedia bisa terus bermanfaat melalui penggunaan material yang berputar di lingkungan ekonomi yang bisa digunakan terus menerus," kata Menperin secara virtual, Rabu.

Lebih lanjut, Menteri Agus mengatakan industri hijau dan ekonomi sirkular menjadi salah satu topik yang akan didiskusikan di KTT G20 di tahun 2022 yang akan dihelat di Indonesia, serta arahan dari Presiden Joko Widodo mengenai transformasi industri 4.0 Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Presiden sering menyatakan bahwa Indonesia didorong untuk melakukan transformasi green economy, technology, dan product, demi upaya kita bersaing di pasar global," kata Menperin.

Baca juga: Partisipasi masyarakat kelola sampah bisa memberikan manfaat ekonomi

Baca juga: Menteri LHK tegaskan pentingnya harmonisasi ekonomi dan lingkungan


"Sesuai arahan, kami di Kemenperin berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan industri melalui konsep industri hijau dengan prinsip yang efisien, ramah lingkungan, dapat diguna ulang, dan pengelolaan sampah sebagai energi alternatif," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Menperin mengatakan populasi industri daur ulang plastik di Indonesia berjumlah sekitar 600 industri besar dan 700 industri kecil dengan nilai investasi mencapai Rp7,15 trilliun, dan kemampuan produksi sebesar 2,3 juta ton per tahun dengan nilai tambah mencapai lebih dari Rp10 trilliun per tahunnya.

Ia menambahkan, masih terdapat 50 persen idle capacity industri daur ulang plastik yang dapat dioptimalkan dengan penerapan ekonomi sirkular, sehingga sampah plastik dapat diolah menjadi komoditi yang dapat digunakan kembali sebagai sumber daya bernilai ekonomi, termasuk untuk kemasan botol plastik PET.

Menperin juga memaparkan, secara kumulatif sepanjang periode Januari-Maret 2021, kinerja realisasi invesatasi Indonesia masih cukup tinggi dengan nilai investasi mencapai Rp219,7 trilliun, yang terdiri dari invesasi dalam negeri (PMDN) sebesar Rp108 trilliun dan investasi PMA sebesar Rp111,7 trilliun dan menyerap sekitar 311.793 tenaga kerja.

"Hal ini menandakan bahwa di tengah pandemi COVID-19, Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investasi dengan besarnya pasar yang dimiliki, sumber daya yang melimpah, pertumbuhan ekonomi serta adanya dukungan regulasi dari pemerintah. Investasi juga merupakan salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta sekaligus akan menyerap tenaga kerja di sektor industri," jelasnya.

Selain itu, nilai Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Mei 2021 menempati posisi 55,3 sesuai dengan yang dirilis oleh IHS Markit. Angka PMI pada bulan Mei 2021 mencatatkan capaian tertinggi selama periode 6 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa industri manufaktur berada dalam level ekspansif.

"Dan dengan pembangunan fasilitas daur ulang plastik PET ini, agar dapat terus membantu Indonesia menjaga lingkungan sekitar dengan baik, selaras dengan komitmen pemerintah akan industri hijau, kontribusi positif baik lewat daur ulang PET yang dihasilkan maupun sustainability dengan stakeholder dan mitra termasuk pemda," pungkasnya.

Baca juga: KLHK: Bangun ekosistem suplai-demand dukung ekonomi sirkular

Baca juga: Menparekraf ajak pelaku ekonomi kreatif bikin produk ramah lingkungan

Baca juga: Memperkuat upaya pemulihan ekonomi ramah lingkungan

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021