Guna mengantisipasi virus demam babi tersebut masuk Kota Sorong pihaknya telah menutup jalur perdagangan babi antardaerah
Sorong, Papua Barat (ANTARA) - Pemerintah Kota Sorong, Provinsi Papua Barat,  menutup jalur perdagangan babi atau Sus scrofa domesticus baik ke luar maupun masuk daerah itu guna mengantisipasi virus demam babi yang menyerang ternak masyarakat setempat.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Sorong, drh Fidiana Krisnaningsih dalam kegiatan diskusi bersama komunitas pemburu babi hutan wilayah Sorong Raya di Kota Sorong, Kamis, mengatakan bahwa virus demam babi telah menyerang ternak babi masyarakat di Kabupaten Manokwari hingga ratusan ekor yang mati mendadak.

Dia mengatakan bahwa guna mengantisipasi virus demam babi tersebut masuk Kota Sorong pihaknya telah menutup jalur perdagangan babi antardaerah.

Menurut dia virus demam babi belum ditemukan di Kota Sorong sehingga diharapkan kesadaran masyarakat untuk tidak mendatangkan daging babi maupun ternak babi hidup dari luar Kota Sorong untuk sementara waktu.

"Kami tutup jalur perdagangan babi antardaerah untuk mengamankan ternak babi masyarakat setempat karena virus demam babi mudah menular," katanya.

Ia menjelaskan bahwa virus demam babi tidak menular, menyerang bahkan membahayakan manusia, tetapi membahayakan ternak babi masyarakat setempat, yang akan mati mendadak dalam jumlah banyak, terlebih bila tidak ada vaksin hewan tersebut.

Ia berharap kepada masyarakat terutama peternak babi agar supaya melaporkan kepada dinas jika terjadi kematian mendadak babi dalam jumlah banyak.

Diharapkan pula babi yang mati tidak dibiarkan begitu saja, tetapi dibakar dan dikubur agar virus tidak menular ke ternak babi lainnya, demikian Fidiana Krisnaningsih.

Baca juga: Kementan segera uji coba vaksin pencegah virus demam babi Afrika

Baca juga: Dirjen: Kolera babi dan african swine fever tidak menular ke manusia

Baca juga: Mentan akan isolasi daerah terjangkit demam babi

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021