Kota Baubau dipilih oleh manajemen karena trayek kapal Pelni yang menyinggahi Baubau salah satu yang terbanyak dengan okupansi penumpang yang selalu ramai. Selain itu, permasalahan sampah di Kota Baubau juga cukup tinggi
Jakarta (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) kembali meluncurkan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dalam bentuk Rumah Kelola Sampah (RKS) di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Pjs. Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni Opik Taufik menyampaikan bahwa RKS Kampung Pelni Baubau adalah program RKS ketiga yang diinisiasi BUMN ini dengan menggandeng GMC Foundation yang juga ikut serta pada dua program RKS sebelumnya.

“Kota Baubau dipilih oleh manajemen karena trayek kapal Pelni yang menyinggahi Baubau salah satu yang terbanyak dengan okupansi penumpang yang selalu ramai. Selain itu, permasalahan sampah di Kota Baubau juga cukup tinggi,” kata Opik dalam pernyataan pers di Jakarta, Rabu.

Opik mengatakan RKS PT Pelni merupakan wujud nyata BUMN Untuk Indonesia melalui program TJSL yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga, termasuk sampah dari kapal Pelni untuk diubah menjadi barang bernilai jual baik itu pupuk organik maupun kerajinan tangan.

“Kampung RKS ini juga diharapkan bisa membangun kemandirian masyarakat dengan memberi nilai tambah dari sampah rumah tangga menjadi barang bernilai jual. Dengan meningkatkan keterampilan dalam mengkreasikan limbah sampah, mereka dapat menjadikannya sebagai produk UMKM dan mendapatkan manfaat finansial dari sampah ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan program RKS Kampung Pelni Baubau, menggandeng GMC Foundation yang sebelumnya telah sukses menjalankan program yang sama di Tanah Bambu, Kalimantan Selatan pada tahun 2018 dan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat di tahun 2019.

“Kami berharap Pemerintah Kota Baubau dapat mendukung kegiatan di Kampung Pelni Baubau serta membantu mempromosikan produk UMKM RKS demi menjangkau pasar yang lebih luas,” katanya.

Opik menambahkan sebanyak 11 kapal penumpang dan 2 kapal rede milik Pelni singgah dan sandar di Pelabuhan Murhum Baubau. Rata-rata sampah yang dihasilkan oleh kapal Pelni dalam satu hari sebanyak 2,5 ton.

“Dalam sebulan melalui RKS ini bisa mengurangi sampah di Kota Baubau rata-rata sebanyak 60 ton dari kapal Pelni. Sedangkan sampah rumah tangga kira-kira dalam sebulan menghasilkan sampai 1 ton sampah,” jelasnya.

RKS Kampung Pelni Baubau saat ini dilengkapi dengan mesin pencacah kompos sebanyak satu unit dan motor operasional pengangkut sampah.

“Rencananya kami juga akan menambah mesin pres plastik untuk mengolah sampah plastik. Kami juga akan melakukan pendampingan selama dua tahun sampai masyarakat bisa mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lingkungan RKS Kampung Pelni Baubau,” katanya.

Perusahaan berharap dengan hadirnya TJSL - RKS Kampung Pelni Baubau dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dan mendorong perekonomian masyarakat.

“Mari kita bersama-sama melalui RKS ini menghadirkan lingkungan yang sehat dan memiliki nilai tambah dari sampah rumah tangga yang dihasilkan,” pungkas Opik.

Baca juga: PELNI rencanakan tambah mesin cetak tiket mandiri
Baca juga: Pandemi, Pelni perlu berdayakan tol laut penuhi kebutuhan logistik
Baca juga: Pelni angkut 5.000 penumpang hari pertama setelah peniadaan mudik

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021