Keberhasilan kebijakan dan program di sektor pertanian tak hanya dilihat dari kontribusinya terhadap PDB saja, namun juga harus diikuti dengan kinerja ekspor
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan komoditas pertanian yang berdaya saing dan berpotensi ekspor tinggi dengan meningkatkan kerja sama pengembangan hortikultura.

Peningkatan kemitraan ini ditujukan agar dapat membantu petani dalam merancang pola produksi hingga pemasaran sehingga mampu menjadi lebih mandiri dan tangguh.

"Keberhasilan kebijakan dan program di sektor pertanian tak hanya dilihat dari kontribusinya terhadap PDB saja, namun juga harus diikuti dengan kinerja ekspor," kata Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti di Jakarta, Rabu.

Pada triwulan I 2021, sektor pertanian memiliki kontribusi sebesar 13,17 persen terhadap PDB nasional yang merupakan terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan yakni 19,84 persen.

Sedangkan, dari sisi ekspor, nilai ekspor sektor pertanian pada April 2021 naik sebesar 18,98 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Oleh sebab itu, Kemenko Perekonomian terus mendorong pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor sebagai program prioritas melalui kerja sama kemitraan pemerintah, swasta, dan petani.

Langkah itu telah dilaksanakan di tujuh lokasi meliputi Tanggamus, Jembrana, Blitar, Bener Meriah, Bondowoso, Ponorogo, dan Garut yang secara khusus bekerja sama dengan PT Great Giant Pineapple (GGP).

Selain melalui program pemerintah, Kemenko Perekonomian juga mengidentifikasi pola kemitraan pada sektor pertanian yang telah dijalankan pihak swasta terkait dukungannya salah satunya adalah PT Cipta Agri Pratama (CAP).

CAP telah memulai usahanya pada 2016 dan telah melakukan kemitraan pada lahan produksi seluas lebih dari 500 hektare yang tersebar di Bandung, Purwakarta, Cianjur, Cipanas, dan Probolinggo.

Saat ini, CAP sedang dalam persiapan pemanfaatan lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) seluas 1.300 hektare di Jatiluhur.

Komoditas yang dihasilkan adalah pisang kirana, pisang cavendish, pisang barangan, lemon california, jeruk dekopon, jeruk gerga, jeruk siam, jeruk chokun, dan manggis.

Hasil panen dipasok ke beberapa pasar modern dan jaringan supermarket di Indonesia seperti Ranch market, Transmart, Total Buah Segar, Tanihub, Sayurbox, Superindo, Farmers Market, Rezeki, Maxim, dan Lottemart.

Tak hanya itu, pada Selasa (24/5/2021) telah dilakukan panen perdana pisang cavendish yang merupakan kemitraan dengan mengoptimalkan aset idle seluas 35 hektare milik PT Gistex Chewon Shynthetic di Purwakarta yang digarap oleh petani sekitar.

Hasil produksinya juga sudah mengikuti permintaan dari perusahaan offtaker yaitu PT Laris Manis Utama (LMU) dan PT Sewu Segar Nusantara (SSN).

"Dalam merencanakan tanam, petani perlu mengetahui kebutuhan pasar serta bermitra dengan offtaker sehingga petani tidak khawatir akan terjadinya penurunan harga karena telah memiliki pasar yang jelas," kata Yuli.

Selanjutnya, setelah penguasaan sisi hilir, pemerintah juga memperhatikan masalah pendampingan intensif kepada petani khususnya penerapan teknologi yang dapat mendukung agribisnis terpadu dan modern.

Staf Ahli Menteri Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Kemenko Perekonomian Edi Priyo Pambudi menambahkan kemitraan yang dilakukan di Purwakarta ini menunjukkan kolaborasi antar-stakeholder dapat membuka peluang baru dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada.

"Sekaligus mendukung pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19. Kolaborasi dapat terus dikembangkan untuk menyatukan kekuatan dan saling mendukung," katanya.

Menurutnya, skema yang dijalankan CAP dapat menjadi role model yaitu perlu dibuat suatu desain kolaborasi ekonomi antar-stakeholder yang terlibat dalam agribisnis hortikultura khususnya menyinergikan insentif pemerintah dan dukungan pelaku usaha.

Ia berharap setelah kegiatan panen ini akan semakin banyak petani yang ikut sehingga dapat menambah luas area pertanaman di daerah lain dan meningkatkan kapasitas produksi dan jenis komoditas pertanian.

"Ini dapat menambah varian produk olahan dengan tetap menjamin kualitas terbaik dan dapat membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi petani Indonesia," tegasnya.

Baca juga: Kemenko Perekonomian dorong pengembangan hortikultura orientasi ekspor
Baca juga: Lampung kembangkan potensi alpukat varietas unggul
Baca juga: Produksi cabai di Kabupaten Madiun turun 50 persen akibat cuaca

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021