Pondok pesantren tetap mematuhi aturan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 ketat pada para santri yang hendak kembali ke pesantren, setelah libur Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriah/2021
Kediri, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, meminta agar protokol kesehatan (prokes) COVID-19 di pondok pesantren, terutama di Kota Kediri, harus dipatuhi sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kediri, dr Fauzan Adima mengemukakan pihaknya mengawal kedatangan para santri termasuk di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri.

"Semua pengurus kami minta menyerahkan data santri yang akan masuk ke Kota Kediri. Santri yang datang juga harus membawa hasil rapid antigen dari lembaga yang kompeten dan kredibel," katanya di Kediri, Ahad.

Pihaknya telah mengumpulkan perwakilan pengurus Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, di Balai Kota Kediri untuk mengetahui penerapan protokol kesehatan serta skema kedatangan para santri tersebut.

Hasilnya, kata Fauzan Adima, pondok pesantren tetap mematuhi aturan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 ketat pada para santri yang hendak kembali ke pesantren, setelah libur Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriah/2021.

Sementara itu, Ketua Pondok Pesantren Tangguh di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, KH M Abdul Muid Shohib menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Kediri.

Pihaknya merasa terbantu dan berharap kegiatan kembalinya santri ke pondok pesantren tidak menimbulkan klaster baru COVID-19.

"Dalam pelaksanaan kepulangan santri kali ini, kita (Pondok Pesantren Lirboyo) merasa banyak dibantu oleh Pemerintah Kota Kediri," kata Gus Muid Shohib, sapaan akrabnya.

Ia juga mengatakan, para santri yang bertugas sebagai panitia kedatangan para santri ikut mengatur jalannya kedatangan rombongan, agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Selain harus cuci tangan saat tiba di pondok, para santri juga diharuskan lewat di jalur khusus untuk penyemprotan cairan disinfektan. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.

"Ini teman-temea BPBD membantu proses penyemprotan disinfektan dan dari Satpol PP dan Dishub Kediri membantu mengatur ketertiban lalu lalang kendaraan. Dinas kesehatan juga melakukan pemeriksaan santri dan proses screening," kata dia.

Di Pesantren Lirboyo, Kota Kediri akan dimulai tahun ajaran baru, sehingga para santri juga mulai kembali ke pesantren di tengah pembatasan sosial yang sedang gencar diterapkan oleh pemerintah.

Proses kembalinya santri ke Pondok Pesantren Lirboyo, dilakukan secara bertahap, dimulai hari Minggu (23/5) sampai dengan Rabu (26/5). Nantinya, ada sekitar 25.000 orang santri dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri, akan bergerak menuju salah satu pondok pesantren besar di Jawa Timur yang ada di Kota Kediri ini.

Untuk kedatangan santri diperkirakan setiap harinya sekitar 6.000 santri, sehingga nanti totalnya adalah sekitar 25.000 santri.

Sebelum santri ke pondok, diharuskan untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing minimal tiga hari sebelum keberangkatan. Santri juga diharuskan membawa surat rapid antigen atau GeNose dengan hasil negatif.

Kedatangan santri tersebut juga dikoordinasikan oleh Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) PP Lirboyo Kota Kediri daerah maupun wali santri dan tidak diperbolehkan menggunakan angkutan umum.

Sementara itu, di Kota Kediri, hingga Sabtu (22/5) terdapat 1.401 orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19. Dari jumlah itu lima orang masih dirawat, 1.252 orang sudah sembuh dan 144 orang meninggal dunia. 

Baca juga: Ribuan santri Lirboyo Kediri jalani isolasi di pesantren

Baca juga: Pengasuh dan santri di Lirboyo Kediri divaksinasi dengan AtraZeneca

Baca juga: Tiba di Jambi, 150 santri dari Lirboyo langsung di-"screening"

Baca juga: Pulang kampung, santri Ponpes Lirboyo asal Cianjur periksa kesehatan


 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021