Jakarta (ANTARA) - Penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri masih mendalami dugaan keterkaitan Munarman, mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) dengan jaringan teroris kelompok Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Makassar.

"Soal Munarman itu masih dalam pendalaman penyidik Densus, terutama nanti kita tunggu saja perkembangan dari Densus," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat ditemui usai peluncuran Binmas Online System Versi 2.0 (BOS V2) di Auditorium PTIK Jakarta, Rabu.

Argo juga membenarkan terkait penangkapan tiga orang mantan petinggi FPI oleh Densus 88 Polri di Makassar.

Saat ini ketiga mantan petinggi FPI cabang Makassar tersebut masih dalam pemeriksaan penyidik Densus 88 Anti Teror Polri.

Baca juga: Densus 88 Antiteror tangkap tiga petinggi eks FPI Makassar

Mabes Polri belum mendapat perkembangan terbaru dari penangkapan tiga mantan petinggi FPI Makassar tersebut.

"Masih pendalaman oleh densus, sampai sekarang kita belum mendapatkan data lengkap," kata Argo.

Saat ditanya apakah ketiga mantan petinggi FPI tersebut memiliki keterkaitan dengan Munarman, Argo mengatakan hal itu sedang ditelusuri.

"Nanti kita cek (ada keterkaitan atau tidak-red)," kata Argo.

Sebelumnya diberitakan Tim Densus 88 Anti Teror Polri menangkap tiga mantan petinggi FPI cabang Kota Makassar, AR, MU dan AS, Selasa (4/5) karena diduga punya keterkaitan dengan kasus terorisme yang melibatkan mantan Sekretaris Umum FPI Munarman.

Munarman ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror Polri, Selasa (27/4) di rumahnya di wilayang Pamulang, Tangerang Selatan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono, Senin (3/5) mengatakan penangkapan Munarman terkait dengan kegiatan pembaitan di Makassar, Jakarta dan Medan.

Selain itu, Desus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama tim Polda Sulsel, juga menggeledah bekas markas organisasi Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Sungai Limboto, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulsel, Selasa (4/5).

Sejumlah barang-barang diamankan petugas seperti satu kardus berwarna coklat, papan nama dan sebuah bungkusan plastik warna merah termasuk spanduk bertuliskan logo dan nama FPI.

Penggeledahan tersebut berkaitan dengan jaringan peledakan bom bunuh diri dilakukan pasangan suami istri di Gereja Katedral Makassar pada, Minggu 28 Maret 2021.

Pelaku bom bunuh diri diketahui terlibat dalam kelompok kajian di Vila Mutiara Biru, yang berafiliasi dengan JAD.

Baca juga: Setelah tangkap Munarman, Mabes Polri kebanjiran karangan bunga
Baca juga: Polri terus dalami keterlibatan Munarman dalam terorisme
Baca juga: Densus 88 amankan barang dari markas eks FPI di Makassar

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021