Target kegiatan TMC saat ini diutamakan untuk melakukan tindakan preventif dengan pembasahan lahan gambut, namun tidak menutup kemungkinan jika sudah terjadi titik panas atau titik api TMC juga berupaya untuk melakukan pemadaman
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan bahwa operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai dilakukan di Provinsi Riau.

"Target kegiatan TMC saat ini diutamakan untuk melakukan tindakan preventif dengan pembasahan lahan gambut, namun tidak menutup kemungkinan jika sudah terjadi titik panas atau titik api TMC juga berupaya untuk melakukan pemadaman,” kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan berdasarkan historis fluktuatif jumlah titik "hotspot" meningkat pada Maret dan periode puncak pada Agustus hingga September.

Pelaksanaan operasi TMC di Provinsi Riau, katanya, dilakukan sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan tanggal 28 Februari 2020.

Tim TMC mengerahkan satu armada pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2103 milik TNI Angkatan Udara (AU). Sedangkan, jumlah personel dari BBTMC BPPT berjumlah 11 orang yang terdiri dari tujuh orang yang bertugas di Posko TMC dan empat orang di Pos Meteorologi (posmet).

Baca juga: BPPT: Operasi TMC periode pertama di Riau, hujan hampir tiap hari

Baca juga: 20 ton garam disiapkan untuk operasi TMC di Riau

Baca juga: BPPT pantau pemanfaatan TMC untuk penanganan karhutla di Riau



Selain itu, kata dia, juga dibantu dengan 11 kru TNI AU untuk mengoperasikan pesawat Casa 212-200 dan satu orang dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat yang berkoordinasi dengan BMKG Riau.

"Posko TMC Siaga Darurat Karhutla dipusatkan di area Lanud Roesmin Nurjadin Riau," katanya.

Menurut  dia upaya preventif penanganan karhutla dilaksanakan sejak tahun 2020. BBTMC BPPT bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta TNI AU untuk dukungan pesawat dan BMKG untuk pemantauan cuaca .

"Faktor kelembaban tanah gambut menjadi hal yang penting. Dengan tetap terjaganya kelembaban tanah pada area lahan gambut, maka potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut akan semakin berkurang,” kata Jon Arifian.

Koordinator Lapangan BBTMC BPPT Posko Pekanbaru Adi Bayu mengatakan pada operasi hari pertama pada Rabu (11/3) sebanyak 800 kilogram garam disebar dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Siak dan Bengkalis untuk menurunkan hujan.

Tim TMC melaksanakan satu sorti penerbangan dengan pesawat Casa A-2103 pada pukul 15.40 – 17.00 WIB. Penyemaian dilakukan pada ketinggian 9.000 kaki.

Menurut dia, dalam beberapa hari ke depan di Provinsi Riau masih berpeluang untuk terjadinya pertumbuhan awan yang potensial untuk dilakukan penyemaian.

Selain pemantauan "realtime" awan melalui radar BMKG, tim TMC juga melakukan pengamatan titik api dan titik panas, baik secara langsung, demikian Adi Bayu.

Baca juga: Riau minta bantuan helikopter dan TMC untuk cegah karhutla

Baca juga: Modifikasi cuaca tahap 3 di Riau hasilkan 290,3 juta m3 air hujan

Baca juga: Rekayasa hujan untuk basahi gambut Riau di Hari Raya

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021