pekerja yang terdampak didominasi laki-laki dengan kontribusi 1.537.439 orang atau sekitar 71,62 persen, sedangkan perempuan berkontribusi 609.228 atau 28,38 persen.
Jakarta (ANTARA) - Dalam forum dialog ASEAN-Amerika Serikat tentang perdagangan dan ketenagakerjaan, Indonesia memaparkan strategi mitigasi untuk meminimalkan dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor ketenagakerjaan termasuk mengembangkan sistem pelatihan campuran.

"Kami harus bekerja lebih keras untuk memastikan bahwa 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik untuk semua negara, khususnya pada sektor ketenagakerjaan," kata Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan sekaligus SLOM Chair ASEAN, Anwar Sanusi, dalam forum ASEAN-U.S Dialogue On Trade And Labour, melalui sambungan video di Jakarta, Rabu.

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen Anwar menjelaskan bagaimana terdapat sekitar 2.146.667 pekerja Indonesia yang terkena dampak dari pandemi COVID-19, baik di sektor formal maupun informal. Data tersebut dihimpun melalui kolaborasi Kemnaker dengan BPJS Ketenagakerjaan pada periode 1 April-31 Juli 2020.

Berdasarkan jenis kelamin, pekerja yang terdampak didominasi laki-laki dengan kontribusi sebanyak 1.537.439 orang atau sekitar 71,62 persen, sedangkan perempuan berkontribusi sebanyak 609.228 atau sebanyak 28,38 persen.

Anwar menegaskan pemerintah Indonesia lewat Kemnaker telah menerapkan beberapa kebijakan untuk meminimalkan peningkatan pengangguran Indonesia di saat pandemi.
Baca juga: Indonesia harapkan kepemimpinan AS dalam upaya mitigasi pandemi
Baca juga: RI sampaikan kebijakan mitigasi dampak COVID-19 kepada kedubes asing
Telah dilakukan di antaranya langkah mengembangkan mekanisme pelatihan campuran (blended training) dan memaksimalkan program penempatan dan perluasan kesempatan kerja serta kewirausahaan, seperti padat karya infrastruktur dan tenaga kerja mandiri.

Selain itu Kemnaker juga mengkoordinasikan kepada perusahaan terkait wajib lapor ketenagakerjaan, guna mengetahui kondisi ketenagakerjaan di setiap perusahaan yang terintegrasi dalam platform SISNAKER dan meningkatkan intensitas serta kualitas dalam ruang dialog sosial, baik Tripartit maupun Bipartit.

Di pertemuan yang membahas dampak pandemi COVID-19 sektor ketenagakerjaan itu, Indonesia juga menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah AS dan SEOM (Senior Economic Official Meeting) yang telah memprakarsai dialog tersebut.

"Semoga dialog-dialog seperti ini bisa dilaksanakan secara berkesinambungan, agar negara-negara anggota ASEAN dapat saling berbagi solusi dan masukan dalam mengatasi dampak dari pandemi COVID-19, khususnya di sektor ketenagakerjaan," demikian ujar Anwar.
Baca juga: MUI minta Jusuf Kalla agar bantu pemerintah mitigasi wabah COVID-19

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021