Penanganan terakhir petugas meruntuhkan sisa bangunan untuk menghindari hal tidak diinginkan
Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, telah menyesaikan penangangan gedung pondok pesantren yang roboh di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas.

Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi di Cianjur, Senin, menyebutkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya 11 orang santri sempat mendapat pertolongan medis di RSUD Cimacan.

"Penanganan terakhir petugas gabungan meruntuhkan sisa bangunan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan menimpa warga dan santri Ponpes Al Madaroh. Selanjutnya akan dilakukan penyelidikan oleh polsek setempat terkait penyebab robohnya bangunan berlantai tiga itu," kata Irfan Sopyan.

Baca juga: Petugas gabungan hentikan pencarian korban ponpes Al Madaroh roboh

Ia menjelaskan empat orang santri yang sempat dirujuk ke RSUD Cianjur, setelah mendapat penanganan di RSUD Cimacan, karena mengalami luka cukup serius, saat ini sudah kembali ke ponpes.

Sebelumnya tujuh orang lainnya langsung diperbolehkan pulang setelah mendapat pertolongan medis akibat luka yang dideritanya. Sehingga total santri yang mengalami luka sebanyak 11 orang, sudah kembali beraktivitas.

Sementara Jurubicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal, mengatakan belum mendapat laporan dari pengurus Ponpes Al Madaroh terkait kegiatan belajar tatap muka yang sudah digelar. Pihaknya baru mengetahui ponpes sudah menggelar kegiatan setelah ada kejadian robohnya bangunan.

Baca juga: Ponpes di Cipanas-Cianjur roboh, belasan santri tertimpa bangunan

"Per minggu ini, baru delapan ponpes yang melaporkan kegiatannya secara rutin ke Satgas COVID-19 Cianjur. Sedangkan jumlah ponpes yang tercatat mencapai ratusan, termasuk Ponpes Al Madaroh, belum melaporkan kegiatannya, sehingga kami baru tahu saat terjadi bangunan roboh," katanya.

Pihaknya mengimbau seluruh pengurus ponpes di Cianjur untuk melaporkan kegiatan dan kondisi kesehatan tenaga pengajar dan santrinya secara rutin, untuk memudahkan gugus tugas melakukan pendataan dan penanganan ketika terjadi penularan virus berbahaya di lingkungan ponpes.

"Seluruh lapisan harus saling membantu dalam menekan angka penularan virus berbahaya yang terjadi secara sporadis sejak satu bulan terakhir. Termasuk lingkungan ponpes yang rentan terjadi penularan karena santrinya berasal dari berbagai daerah di luar Cianjur," katanya.

Baca juga: PWNU Kalbar luncurkan Gugus Kerja Pemberdayaan Pesantren Mandiri

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021