Medan (ANTARA) - Bunga Krisan hasil Kabupaten Karo, Sumut, mulai diekspor ke Jepang dengan ekspor perdana sebanyak 25.000 potong.

"Ekspor perdana bunga krisan itu baru dimulai Selasa, 24 November. Tujuan ekspornya ke Jepang," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul dalam keterangan yang diterima di Medan, Kamis.

Ekspor melalui Pelabuhan Belawan itu sebanyak 25.000 potong.

Menurut Hasrul, Karantina Pertanian Belawan siap terus untuk mengawal petani dan eksportir bunga krisan di Sumut dalam memenuhi persyaratan kesepakatan sanitary and phytosanitary di perdagangan internasional.

Baca juga: Perpekindo tolak rencana pelarangan ekspor kelapa bulat

"Pengawalan itu sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya peningkatan ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian atau Gratieks dalam kurun waktu hingga 2024," katanya.

Hasrul menegaskan, ekspor bunga itu menggembirakan karena pertanian tidak hanya tumbuh secara masif untuk kepentingan ketahanan pangan.

Tetapi, katanya, dengan ekspor komoditas pertanian dapat meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani.

"Karantina Pertanian Belawan siap mendampingi petani dan eksportir bunga krisan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 saat ini," ujarnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan).Kementerian Pertanian, Ali Jamil, mengatakan, apresiasi besar untuk para petani dan eksportir bunga krisan asal Karo, Sumut yang mampu menembus pasar ekspor ke Jepang.

Baca juga: RI-Malaysia-Thailand cetak ribuan UKM Halal berorientasi ekspor

Apalagi, katanya, ekspor terjadi di tengah pandemi COVID-19.

Ali. Jamil menyebutkan, biasanya Timor Leste yang banyak mengimpor bunga itu dari Denpasar dan Kupang.

Menurut Jamil, secara nasional berdasarkan data otomasi sistem IQFAST Barantan, ekspor bunga krisan meningkat terus.

Pada tahun 2018, ekspornya mencapai 39.175 potong dan tahun 2019 meningkat menjadi 43.569 potong.

"Pada 2020, hingga November diakui terlihat ada penurunan akibat pandemi COVID-19.Tapi tetap menggembirakan karena ada pasar baru yakni ke Jepang, "katanya.

".Baca juga: Memuliakan Kopi Pagaralam
Baca juga: GPEI : Naiknya ekspor belum diikuti terbukanya akses internasional


Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020