Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menilai konten edukasi yang berharga murah khususnya untuk multimedia, televisi, dan radio efektif untuk menekan tingkat pembajakan.

"Kita perlu memikirkan untuk menyediakan konten yang terjangkau agar media penyiaran di daerah khususnya di wilayah perbatasan tidak secara ilegal menyiarkan program bajakan dari negara lain," kata Kepala Badan Informasi Publik Kemenkominfo, Freddy Tulung, di Jakarta, Senin.

Ia memberikan gambaran, sekarang iklan komersial dalam dunia penyiaran menyumbang pendapatan sebesar Rp40 triliun pertahun.

Sebanyak 90 persen di antaranya terpusat di Jakarta untuk 10 stasiun televisi besar yang ada saat ini.

"Hanya sekitar Rp2,5 triliun iklan `lari` ke daerah-daerah untuk diperebutkan stasiun televisi lokal yang jumlahnya banyak sekali," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menilai sangat mudah dimengerti bila stasiun televisi lokal berlomba-lomba menyajikan konten yang menarik untuk mendapatkan proporsi iklan yang lumayan.

Dan konten yang menarik umumnya harganya mahal sehingga mereka tidak segan-segan membajak (meriley langsung) siaran negara tetangga tanpa melalui mekanisme yang digariskan.

"Konten edukatif ini harus kita salurkan dengan harga yang terjangkau sehingga TV-TV dan radio lokal yang jumlahnya ribuan memiliki konten edukatif yang bisa memberikan nilai tambah kepada masyarakat," katanya.

(T.H016/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010