diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus mengingatkan kepada generasi milenial di Tanah Air bahwa program "Dua Anak Lebih Sehat" yang diusung lembaga tersebut agar dapat diterapkan.

"Ini adalah hasil kajian yang dikerjakan oleh banyak peneliti di seluruh dunia yang membuktikan bahwa paritas atau jumlah anak sangat erat kaitannya dengan kejadian mortalitas ibu dan bayi," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.

Berdasarkan hasil peta analisa menyimpulkan dua anak lebih sehat baik untuk diterapkan untuk perbaikan pembangunan manusia. Kemudian ketika anak-anak muda mengatakan berencana itu keren, maka hal itu sudah turut serta menyukseskan program kehamilan yang direncanakan.

"Semua kehamilan direncanakan, diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan atau mistimed pregnancy," kata Hasto.

Ia menyakini dengan menjalankan program atau jargon Dua Anak Lebih Sehat tersebut maka kualitas penduduk di Tanah Air akan lebih baik.

Secara umum, logo dan jargon baru tersebut sengaja diusung oleh BKKBN yang awalnya Dua Anak Cukup menjadi Dua Anak Lebih Sehat.

Baca juga: Empat ribu warga Bengkulu putus KB selama pandemi COVID-19

Baca juga: BKKBN dan Kemsos salurkan bantuan ke Kampung KB di Papua Barat


Perubahan tersebut merujuk kepada berbagai pertimbangan pro kontra di tengah masyarakat di antaranya merasa dua anak tidak cukup.

Selain itu, ada pula anggapan dari sebagian masyarakat dua anak tidak lebih baik sehingga program tersebut kurang maksimal. Oleh karena itu, dengan berbagai pertimbangan dan kajian para ahli Dua Anak Lebih Sehat diharapkan dapat menyasar para generasi milenial yang akan menikah.

Hasto menambahkan BKKBN memiliki visi yang jelas yakni membangun pertumbuhan penduduk yang seimbang kemudian bagaimana mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Beban yang diberikan kepada BKKBN untuk membangun pertumbuhan penduduk yang seimbang memiliki tujuan supaya sumber daya manusia di Indonesia bisa berdaya saing di tingkat global.

Oleh karena itu, BKKBN saat ini memiliki tiga pekerjaan besar yaitu pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana atau disingkat Bangga Kencana.

Baca juga: Kepala BKKBN ungkap risiko melahirkan anak lebih dari dua

Baca juga: BKKBN fokuskan target metode kontrasepsi jangka panjang

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020