Timika (ANTARA) - Wakil Kepala Polda Papua, Brigadir Jenderal Polisi Matius D Fakhiri, menegaskan kekuatan polisi di Kabupaten Intan Jaya saat ini cukup memadai sehingga tidak ada rencana untuk penambahan pasukan ke wilayah itu.

"Polri tidak ada penambahan pasukan ke sana karena kami merasa kekuatan yang ada cukup dan masih mampu untuk melayani masyarakat," kata Fakhiri, di Timika, Jumat.

Pada Kamis (24/9), dia bersama rombongan ditugaskan Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, untuk mengunjungi polisi yang kini bertugas di Kabupaten Intan Jaya.

Baca juga: Kapolda Papua akui kesulitan olah TKP akibat Hipadipa dikuasai KKB

"Saya ke sana untuk mengecek anggota-anggota saya, apakah mereka sehat-sehat atau tidak mengingat situasi di Intan Jaya sekarang ini hampir setiap hari ada penembakan terus. Alhamdulilah mereka semua sehat dan masih tetap semangat untuk melayani masyarakat di Intan Jaya," katanya.

Fakhiri menyatakan, mereka tetap akan mengupayakan melakukan olah tempat kejadian perkara penembakan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani dari Gereja Kemah Injil Indonesia yang tewas pada Sabtu (19/9) di Hitadipa, Intan Jaya.

"Kepala Polres Intan Jaya sudah diperintahkan Bapak Kapolda untuk melakukan tugas itu bersama-sama dengan tim dari Polda," ujarnya.

Baca juga: Tim olah TKP Polda Papua di Hipadipa ditembaki kelompok bersenjata

Sebelumnya Waterpauw mengakui anggotanya kesulitan datang ke Hipadipa untuk melakukan olah TKP karena wilayah itu sudah dikuasai kelompok bersenjata.

Selain dikuasai gerombolan itu, Distrik Hitadipa hanya bisa ditempuh melalui satu jalan sekitar delapan jam dari Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.

Kekuatan kelompok bersenjata di wilayah Intan Jaya yang saat ini dipimpin Sebinus Waker berjumlah sekitar 50 orang dengan jumlah senjata sebanyak 17 pucuk yang merupakan hasil rampasan dari TNI-Polri.

Baca juga: Warga serang Polsek Elelim aniaya Kasat Intel Yalimo

Menurut Waterpauw, anggota KKB yang saat ini berada di Intan Jaya merupakan gabungan dari kelompok kecil yang berasal dari berbagai daerah.

“Kalau kita lihat dari marganya, mereka bukan orang asli di situ, mereka berasal dari kabuaten lain, ada yang dari Puncak Jaya, Ilaga, Tolikara dan Timika yang saat ini sudah bergabung semua di Intan Jaya,“ katanya.
 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020