Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Bambang Rantam Sariwanto menyerahkan sertifikat indikasi geografis (IG) lada luwu timur kepada Bupati Luwu Timur, Muhammad Thorig Husler dan sertifikat IG beras pulu’ mandoti enrekang kepada Wakil Bupati Enrekang, Asman di Hotel Claro, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

“Dengan pemberian dua sertifikat indikasi geografis ini, diharapkan dapat memacu daerah-daerah lainnya untuk terus menggali kekayaan alam maupun budaya yang ada di daerah masing-masing,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Bambang mengatakan saat ini Kemenkumham mendorong pelindungan kekayaan intelektual (KI) di daerah-daerah melalui Kantor Wilayah di seluruh provinsi.

Baca juga: Menkumham sebut terpidana mati kasus mutilasi tetap dapatkan pembinaan
Baca juga: Menkumham resmikan sarana asimilasi dan edukasi di Kabupaten Malang


Hal tersebut dilakukan agar potensi KI tersebut dapat berkembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menilai bahwa Provinsi Sulawesi Selatan memiliki banyak produk daerah yang khas serta menjadi tempat bagi para inovator untuk mengembangkan inovasi.

“Saya akan mendorong berbagai inovasi dan produk daerah untuk mendapatkan sertifikat kekayaan intelektual agar mendapatkan 'legal standing' yang jelas,” ucap Andi Sudirman.

Sementara itu, Direktur Merek dan Indikasi Geografis DJKI, Nofli menuturkan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham menetapkan lada luwu timur sebagai IG terdaftar dengan nomor sertifikat IDG 000000091. Sedangkan untuk beras pulu’ mandoti enrekang terdaftar dengan nomor IDG 000000097.

Adapun lada luwu timur dinilai memiliki profil cita rasa yang pedas dengan aroma yang cukup tajam dan menjadi lada keempat yang mendapatkan sertifikat IG di Indonesia.

Sebelumnya ada lada putih muntok asal Bangka Belitung, lada hitam lampung dan lada putih malonan kutai kartanegara dari Kalimantan Timur.

Sedangkan beras pulu’ mandoti asal Kabupaten Enrekang diketahui mempunyai ciri khas beras dengan kadar amilosa sangat rendah, menghasilkan nasi yang pulen dan lengket serta memiliki aroma wangi khas.

Beras pulu’ mandoti sendiri merupakan beras IG terdaftar kelima di Indonesia, menyusul beras adan krayan asal Kalimantan Utara, beras pandanwangi cianjur asal Jawa Barat, beras raja uncak kapuas hulu asal Kalimantan Tengah, dan bareh solok asal Sumatera Barat.

Baca juga: Produk tenun dua kabupaten di NTT dapat sertifikat indikasi geografis
Baca juga: Kopi Samosir kantongi sertifikat perlindungan Indikasi Geografis

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020