Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS melemah setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan kebijakannya dan klaim pengangguran AS bertahan pada level tinggi yang meredupkan harapan pemulihan ekonomi secara cepat dari dampak COVID-19.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 9,4 dolar AS atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 1.964,30 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (9/9/2020). emas berjangka terangkat 11,7 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.954,9 dolar AS.

Emas berjangka juga naik 8,9 dolar AS atau 0,46 persen menjadi 1.943,2 dolar AS pada Selasa (8/9/2020), setelah stabil di 1.933,60 dolar AS pada Senin (7/9/2020) karena pasar AS tutup untuk Hari Buruh, dan turun 3,5 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.934,30 dolar AS pada Jumat lalu (4/9/2020).

“ECB benar-benar tidak mengubah kebijakannya, jadi kami melihat dolar AS jatuh di sini. Itu positif untuk emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Dolar melemah 0,1 persen, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, karena euro naik setelah Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan pihaknya mengawasi dengan cermat nilai tukar.

Klaim pengangguran mingguan AS melayang di level tinggi minggu lalu, menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja yang melambat.

Melek mengatakan pemulihan tidak terjadi secepat yang diharapkan. Ia menambahkan bahwa "ada kekhawatiran tentang gelombang kedua virus, pasar-pasar komoditas seperti minyak menunjukkan bahwa mungkin pertumbuhan melambat dan semua kebijakan moneter akan melonggar."

Pertemuan kebijakan Federal Reserve AS berikutnya akan digelar pada 15-16 September.

Sementara itu, Senat AS memblokir RUU Partai Republik yang akan memberikan sekitar 300 miliar dolar AS bantuan baru virus corona, karena Demokrat mendorong lebih banyak dana.

“Kami akan mendapatkan stimulus ekonomi yang berkelanjutan (dari Fed dan pemerintah AS), setidaknya selama enam bulan hingga satu tahun, dan itu akan membuat emas tetap didukung,” kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

Harga emas telah melonjak 29 persen tahun ini didukung oleh stimulus besar-besaran dan suku bunga mendekati nol dari bank-bank sentral global.

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 20,8 sen atau 0,77 persen menjadi ditutup pada 27,291 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 16,1 dolar AS atau 1,74 persen menjadi ditutup pada 941 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas naik, dipicu pelemahan dolar dan isu penundaan vaksin
Baca juga: Emas "rebound" setelah aksi jual saham angkat permintaan "safe-haven"
Baca juga: Emas turun tertekan penguatan dolar, bank-bank sentral dalam fokus

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020