Sukabumi, Jabar (ANTARA) -
Palang Merah Indonesia (PMI) mempunyai tiga jurus untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 yang meneror berbagai belahan dunia dalam delapan bulan terakhir tidak hanya menyebabkan krisis di bidang kesehatan, namun berdampak kepada seluruh sektor kehidupan manusia. 

"Sejak terdeteksi keberadaan virus yang bisa menyebabkan kematian ini, PMI sudah melakukan gerakan antisipasi bahkan sebelum COVID-19 mendera Indonesia," kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla melalui siaran persnya, Selasa.

Pada awal Februari Jusuf Kalla bersama Sekjen PMI Sudirman Said mengundang beberapa pimpinan redaksi media melalui Forum Pemred di kediaman pribadinya menyampaikan beberapa informasi terkait keberadaan virus Corona yang tidak menutup kemungkinan masuk ke Indonesia.

Baca juga: PMI gaungkan pentingnya penggunaan masker cegah COVID-19

Melalui koordinasinya dengan sejumlah pemred itu untuk pihaknya meminta agar insan pers segera memberikan informasi kepada masyarakat akan bahaya COVID-19. Selanjutnya, setelah Pemerintah RI mengumumkan dua kasus pertama COVID-19, PMI langsung bergerak secara masif dengan menggandeng DMI untuk melakukan penyemprotan disinfektan ke sarana atau tempat ibadah yang dikhawatirkan rentan penyebaran virus.

Di samping itu PMI menyiapkan segala kelengkapan, logistik termasuk tenaga relawan dengan menggandeng prajurit TNI. Kemudian membangun gudang logistik dan distribusi dalam tempo tiga hari saja. Selanjutnya, menyiapkan armada disinfektan untuk keperluan mitigasi dan pencegahan.

Secara umum PMI mempunyai tiga jurus untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 Pertama penyemprotan disinfektan ribuan liter cairan disinfektan setiap harinya melalui dengan menggunakan puluhan armada mobil gunner spraying yang bekerja dari pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Penyemprotan masif ini dilakukan untuk mensterilisasi berbagai titik secara luas baik di tempat umum, gedung, jalan, perkampungan serta benda yang kerap bersinggungan dengan manusia.

Baca juga: PMI imbau jurnalis batalkan wawancara jika narasumber lepas masker

Jika melihat sejumlah negara yang mampu mengendalikan penyebaran COVID-19 seperti Cina dan Taiwan, mereka juga menggunakan cara disinfeksi dengan mengerahkan personel militer secara besar-besaran.

Maka dari itu, PMI mengerahkan relawannya yang berkolaborasi dengan unsur TNI dan Polri dengan menggunakan perangkat spraying perorangan yang dapat melakukan disinfeksi ke lokasi yang sulit terjangkau.

Tidak hanya itu, untuk mengefektifkan disinfeksi armada motor roda 3, mini van dan mobil pick up juga dikerahkan untuk menyisir hingga lorong perkampungan yang sempit. Kemudian untuk truk gunner atau alteleri berat digunakan untuk menjangkau wilayah yang luas seperti jalan protokol berikut titik strategis yang dilaluinya.

Jurus yang kedua adalah memberikan edukasi kepada masyarakat. Cara ini sudah dilakukan PMI jauh sebelum COVID-19 masuk ke Indonesia dan diumumkan oleh Presiden Ri Joko Widodo.

Edukasi ini tidak hanya dilakukan di kota besar saja, tapi hingga pulau terluar Indonesia seperti Pulau Natuna yang tujuannya untuk menenangkan warga yang sempat panik karena daerahnya dijadikan tempat transit serta isolasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

Selanjutnya adalah mengedukasi masyarakat agar sadar dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menggaungkan penggunaan masker untuk mencegah dan meminimalisasikan risiko penularan. PMI juga gencar melakukan kampanye pencegahan penularan kepada masyarakat.

Tanpa pernah bosan relawan PMI selalu mengingatkan masyarakat untuk senantiasa jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker.
PMI hingga saat ini terus menggaungkan penggunaan masker untuk mencegah dan meminimalisasikan risiko penularan.

Baca juga: Wagub DKI ajak masyarakat tak takut donor darah di tengah pandemi

PMI melalui Sekretaris Jenderal Sudirman Said mencanangkan #tetappakaimasker menjadi kampanye PMI, hingga enam bulan pelayanan penanganan COVID-19 penyadaran kepada masyarakat terus dilakukan PMI, karena kunci dari penanganan ini adalah jangan lengah apalagi di masa transisi atau new normal menjadikan masyarakat lupa akan bahaya COVID-19.

Banyak masyarakat yang tidak menggunakan masker sehingga banyak razia dilakukan pemerintah, hingga sanksi pun harus diberlakukan bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker ketika berada di luar rumah.

“Penyadaran kepada masyarakat untuk menggunakan masker harus terus dilanjutkan, karena masa pandemi ini belum berakhir,” jelasnya
Selain melakukan door to door edukasi, PMI juga memberikan edukasi secara daring kepada relawan PMI untuk bisa mengedukasi lagi kepada masyarakat mengenai pentingnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan masker.

Jurus terakhir untuk mengurangi dampak COVID-19 ini PMI melakukan donasi sosial seperti mendistribusikan alat pelindung diri (APD) serta paket PHBS kepada tenaga kesehatan. Sampai sekarang jumlah masker yang didistribusikan pun sudah tidak terhitung jumlahnya. PMI juga melakukan penyediaan sarana cuci tangan di sekolah maupun fasilitas publik. 

Baca juga: PMI Kota Sukabumi disinfeksi terminal dan angkutan umum cegah COVID-19
Baca juga: Stok darah di PMI Medan menipis selama pandemi COVID-19
Baca juga: JK sebut lepaskan bangsa dari COVID-19 jadi tantangan tahun ini

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020