Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berupaya mendorong peningkatan dukungan keluarga dalam perawatan warga lanjut usia (lansia), termasuk di antaranya dengan mengadakan pelatihan serta menyediakan panduan mengenai tata cara mengurus lansia.

"Tanpa melibatkan peran keluarga dalam perawatan lansia sebagai prioritas utama, maka kita akan susah memperluas jangkauan program," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat dalam keterangan tertulis kementerian yang diterima di Jakarta, Kamis.

Harry mengatakan bahwa dalam hal ini keluarga bisa melibatkan warga lansia dalam pengambilan keputusan dan pengasuhan anak serta menjadi pengurus atau pendamping warga lanjut usia.

Kementerian Sosial, menurut dia, telah mengadakan pelatihan serta membuat buku saku yang bisa menjadi panduan bagi keluarga dalam mengurus dan merawat lansia.

"Sebelum jauh-jauh memikirkan peran perawat itu di luar keluarga, yang harus diutamakan family support (dukungan keluarga) dulu. Siapkan caregiver (perawat) di dalam keluarga, tapi dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada para lansia," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah berupaya memperkuat dukungan lembaga rehabilitasi sosial dan lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia serta masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan sosial bagi warga lanjut usia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Survei Sosial Ekonomi Nasional, pada Maret 2019 jumlah warga lansia di Indonesia sekitar 25,6 juta atau 9,6 persen dari populasi. Menurut data pemerintah, mayoritas warga lansia di Indonesia tinggal bersama keluarga.

Baca juga:
40 persen lansia Indonesia berstatus rentan dan miskin
Kemensos salurkan bantuan bagi disabilitas-lansia terdampak COVID-19

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020