Tutup 14 hari, informasi dari Kepala Balitbangkes Aceh, mereka akan buka lagi 23 Agustus
Banda Aceh (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Provinsi Aceh menyatakan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Aceh di Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar terpaksa ditutup sementara setelah dua petugasnya positif tertular COVID-19.

"Mereka sudah bekerja memeriksa ribuan sampel usap sejak April lalu. Dan ada dua petugas yang terinfeksi virus corona sehingga (Balitbangkes) harus off," kata Juru Bicara Penanganan COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Senin.

Baca juga: Dirlantas: Penumpang masuk Aceh harus jalani pemeriksaan COVID-19

Dia menjelaskan akibat dua tenaga kesehatan di laboratorium setempat positif terjangkit COVID-19, maka petugas lainnya di Balai Litbangkes Aceh dianggap sebagai kontak erat.

Sehingga, lanjut dia, semua paramedis bertugas dalam pemeriksaan sampel usap setiap warga yang dicurigai terinfeksi COVID-19 dengan metode "polymerase chain reaction" (PCR) di laboratorium tersebut harus menjalani isolasi mandiri.

"Karena petugasnya berobat dan isolasi mandiri, maka seluruh ruangan laboratprium itu didisinfektan, disterilisasi, termasuk alat-alatnya. Jadi enggak mungkin dilakukan pemeriksaan karena kondisi seperti ini," katanya.

Baca juga: Aceh minta seluruh RSUD miliki ruang isolasi COVID-19

"Tutup selama 14 hari. Informasi dari Kepala Balitbangkes Aceh, mereka akan buka laboratorium lagi 23 Agustus 2020," katanya. 

Jubir yang akrab disapa SAG itu membantah bahwa Balai Litbangkes Aceh tutup karena bahan untuk pemeriksaan sampel usap dengan PCR tersebut telah habis.

Memang, kata dia, salah satu bahan habis pakai tersebut persediaanya sudah menipis, namun segera teratasi dengan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga: Pemerintah Aceh siapkan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan

"Kemarin memang sempat diberitakan ada bahan habis pakai yang menipis persediaannya, dengan datangnya bantuan lagi hari ini dari BNPB maka sudah teratasi. Tapi berhentinya (Balai Litbangkes Aceh) itu bukan karena barang habis pakai," ujarnya.

Selain di Balai Litbangkes Aceh, pemeriksaan usap juga bisa dilakukan di Laboratorium Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

Namun, untuk menghindari lonjakan kapasitas pemeriksaan, maka sebagian sampel juga dikirim ke Balai Litbangkes Jakarta secara gratis.

Baca juga: Korban meninggal akibat COVID-19 di Aceh mencapai 20 orang

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020