Jakarta (ANTARA) - Ahli Infeksi dan Penyakit Tropis Pada Anak dr Anggraini Alam mengatakan imunisasi lengkap merupakan pencegah utama agar anak-anak tidak terjangkit difteri sekaligus memberikan perlindungan kekebalan tubuh secara terus menerus dan tahan lama hingga dewasa.

“Imunisasi difteri itu agar perlindungan terus menerus hingga dewasa yang kemudian diulang lagi setiap 10 tahun,” kata dia dalam diskusi virtual Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan tema waspada difteri pada anak dengan nyeri menelan yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan imunisasi difteri pada prinsipnya tidak dilakukan hanya satu kali saja, melainkan berkali-kali sebab menyesuaikan dengan antibodi yang telah tersedia dalam tubuh anak.

Apalagi, diketahui bahwa difteri tidak kuat dengan satu kekebalan sama sekali, tidak ada kebal terhadap bakteri penyebab difteri meskipun pernah terjangkit pada usia tertentu.

Baca juga: IDAI: Anak seharusnya tidak terjangkit difteri saat pandemi COVID-19

Baca juga: Satu dari empat anak didiagnosa difteri di Sumut meninggal


“Biasanya imunisasi memberikan kekebalan dari luar yang secara umum akan tinggi apabila terinfeksi, namun difteri ini aneh dimana tidak kuat satu kekebalan sama sekali,” katanya.

Sehingga, imunisasi difteri dilakukan berkali-kali di antaranya saat usia dua bulan sesuai dengan program pemerintah dimana, itu baru semacam perkenalan pada tubuh anak. Kemudian dilanjutkan dengan imunisasi kedua dimana antibodi yang keluar baru sedikit dan imunisasi ketiga saat antibodi mulai naik.

Selanjutnya disebabkan masih ada antibodi dari ibu yang mengakibatkan antibodi tidak naik sesuai harapan atau bahkan cepat merosot, maka dilakukan imunisasi kembali saat usia 18 bulan.

Berdasarkan penelitian, ujar dia, setelah 18 bulan antibodi akan kembali turun sehingga dilakukan pula imunisasi saat anak kelas satu dan kelas dua sekolah dasar.

Kemudian saat kelas enam dilakukan lagi dengan harapan imunisasi saat itu cukup untuk 10 hingga 20 tahun yang akan datang untuk selanjutnya diimunisasi kembali saat usia dewasa.

“Jadi proses itu yang dinamakan imunisasi rutin lengkap dan sudah melalui berbagai penelitian,” ujarnya.

Ia menegaskan imunisasi tersebut sangat penting mengingat saat ini terdapat tiga kasus anak terjangkit difteri di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan diketahui ketiganya melewatkan imunisasi lengkap difteri.

“Setelah ditanyakan lebih lanjut ternyata imunisasinya terlewat sehingga penting saat ini bagi kita untuk menggalakkan kembali pentingnya imunisasi difteri pada anak,” ujarnya.*

Baca juga: Empat anak di Sumut didiagnosa Suspect Difteri

Baca juga: Dinkes Kediri gencar sosialisasi imunisasi cegah difteri

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020