Memang  alat PCR-nya itu sudah bertambah sehingga jumlah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga bertambah namun justru strategi ini bagus
Makassar (ANTARA) - Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto mengatakan angka kasus paparan positif COVID-19 di Sulawesi Selatan  tinggi karena alat polymerase chain reaction (PCR) sudah bertambah dan  bekerja maksimal.

"Memang  alat PCR-nya itu sudah bertambah sehingga jumlah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga bertambah namun justru strategi ini bagus," ujar Jenderal TNI Hadi Tjahjanto di Makassar, Jumat.

Baca juga: Panglima: Strategi intervensi efektif atasi wabah COVID-19 di Sulsel

Berdasarkan laporan yang diterimanya dari Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah tingkat paparan positif COVID-19 cukup tinggi, tetapi angka kesembuhan juga tinggi.

Ia mengatakan, kebijakan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang memisahkan antara pasien terjangkit dengan pasien sembuh melalui  isolasi ketat juga dinilainya cukup efektif.

Baca juga: Tito Karnavian dukung Perda COVID-19

Jenderal TNI Hadi Tjahjanto menerangkan, mengisolasi pasien dalam pengawasan (PDP) secara ketat justru mampu menekan penularan yang lebih luas lagi.

"Kita bisa memisahkan antara yang terjangkit dengan yang sembuh, sehingga yang PDP khusus kita isolasi secara ketat. Yang sembuh kita lindungi untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan yang masih menderita kita rawat dengan baik," katanya.

Baca juga: Pemprov Sulsel bantu KPU siapkan APD dan tes cepat COVID-19

Panglima TNI didampingi Kapolri Jenderal Idham Azis yang tiba di Makassar langsung melakukan serangkaian kegiatan dalam mendukung pemerintah untuk penanganan COVID-19.

Di Posko Gugus Tugas COVID-19 Sulsel di Balai Jenderal M Jusuf dirinya juga melakukan rapat terbatas dengan para wali kota, bupati, Dandim dan Kapolres melalui video konferensi.

"Insyaallah dengan kerja keras dari Tim Gugus Tugas di bawah pimpinan Gubernur Sulsel, akan segera terhindar dari pandemi COVID-19. Sehingga, masyarakat bisa terus bekerja dan aman dari COVID-19," ucapnya.






 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020