Rabat (ANTARA) - Otoritas di Maroko, Jumat (26/6), menyanggah isi laporan organisasi pegiat hak asasi manusia, Amnesty, yang mengatakan pemerintah memata-matai seorang wartawan, Omar Radi, menggunakan teknologi buatan Israel.

Amnesty mengatakan pihaknya mengecek isi telepon Radi dan menduga bahwa otoritas telah menyadap sang wartawan dengan menggunakan peranti khusus yang dikembangkan perusahaan keamanan siber, NSO Group. 

Pemerintah Maroko lewat pernyataan tertulis yang diterbitkan oleh media milik pemerintah mengatakan Amnesty tidak menghubungi otoritas terkait untuk mengonfirmasi temuan tersebut. Otoritas setempat mengatakan laporan itu memuat kepentingan perusahaan lain yang bersaing di pasar intelijen.

Maroko mendesak Amnesty menunjukkan bukti terhadap dugaan pelanggaran agar pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak masyarakat. 

Radi, jurnalis yang kerap mengkritik catatan buruk HAM di Maroko, diinterogasi oleh polisi, Kamis (24/6). Penuntut umum curiga Radi kemungkinan menerima uang dari pihak yang terkait dengan badan intelijen negara lain.

Radi menolak menceritakan isi interogasi karena ada informasi rahasia dalam penyelidikan kepolisian, tetapi ia menyebut tuduhan aparat tidak masuk akal.

Kejaksaan di Maroko sebelumnya menuntut Radi empat bulan penjara karena unggahannya di media sosial Twitter dinilai menghina seorang hakim. Namun, tuntutan itu ditangguhkan.
 

Sumber: Reuters

Baca juga: Mata-mata retas pegiat Maroko di tengah penindasan atas pemrotes

Baca juga: Jurnalis terkemuka Turki ditahan atas tuduhan spionase

Baca juga: China tuntut dua warga Kanada atas dugaan spionase


 

Polda Kepri tangkap penyebar hoaks terkait COVID-19


 

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020