19 persen anak dan 34 persen orang dewasa yang sudah mengurangi porsi makan
Jakarta (ANTARA) - Yayasan sosial kemanusiaan Wahana Visi Indonesia memaparkan sejumlah dampak aspek sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19 di berbagai daerah Tanah Air.

"Dari survei cepat yang kami lakukan di 14 provinsi, 37 kabupaten dan 47 desa menemukan sejumlah masalah sosial dan ekonomi akibat COVID-19," kata Direktur Humanitarian dan Emergency Affairs Wahana Visi Indonesia (WVI) Margarettha Siregar pada diskusi daring kolaborasi multipihak dalam merespon COVID-19 melalui bantuan nontunai di Indonesia yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Dari 900 kepala keluarga yang menjadi responden dan 943 anak serta 15 informan kunci, yayasan sosial tersebut mendapatkan pengakuan bahwa 80 persen yang paling terdampak terkait pendapatan. "Sembilan dari 10 responden mengatakan pendapatan mereka terpengaruh pandemi," ujar dia.

Berdasarkan hasil survei tersebut, pengurangan pendapatan masyarakat diketahui berdampak pada pola makan, kesempatan pendidikan, pemenuhan obat-obatan dan kebutuhan pribadi.

Secara umum, Wahana Visi Indonesia mengambil tiga besar dari dampak pandemi global tersebut berimbas pada aspek mata pencaharian sebesar 79,9 persen, makanan 48,9 persen dan pendidikan 38,2 persen.

Baca juga: Dana desa untuk BLT sudah disalurkan ke 56.993 desa

Baca juga: Kemensos: Bantuan Sosial Tunai terealisasi setengah dari target


"Kami melihat ada 19 persen anak dan 34 persen orang dewasa yang sudah mengurangi porsi makan," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan data responden tercatat hanya sekitar 40 persen masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara lengkap bagi anggota keluarganya.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial (Kemensos) Syafii Nasution mengatakan pemerintah tidak akan mampu menghadapi korban bencana nonalam COVID-19 tanpa ada bantuan dan kolaborasi dari berbagai pihak.

"Saya atas nama pemerintah menyambut baik kolaborasi dengan Non Government Organization (NGO) karena pemerintah tidak mampu menangani korban bencana alam dengan sendirinya," kata dia

Kolaborasi pemerintah dan NGO tidak hanya dapat dilakukan dalam bentuk penyaluran bantuan sosial, namun pendataan warga yang terdampak juga menjadi penting.

Ia mengatakan pandemi COVID-19 sudah menjadi masalah internasional. Indonesia sendiri menunjukkan dirinya bertahan dan banyak mendapatkan pelajaran tentunya dengan kolaborasi bersama berbagai pihak.

Baca juga: Pemerintah berikan bantuan ke warga terdampak COVID-19 hingga Desember

Baca juga: Fenomena berbagi kebaikan di tengah pandemi

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020