Menurut pendapat saya, sekarang ini kita memang harus berpihak kepada pelaku usaha
Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri BUMN periode 2011-2014 Dahlan Iskan menyarankan pemerintah memprioritaskan bantuan dan dukungan ekonomi kepada perusahaan-perusahaan eksportir di tengah pandemi COVID-19.

"Menurut saya yang nomor satu adalah para eksportir harus betul-betul dijaga jangan sampai perusahaan-perusahaan eksportir ini tumbang. Karena begitu tumbang, bukan hanya perusahaan itu saja yang sulit tetapi juga semua pihak termasuk bangsa Indonesia mengalami kesulitan," kata Dahlan Iskan dalam seminar daring di Jakarta, Senin.

Baca juga: BPS catat neraca perdagangan April 2020 defisit 350 juta dolar AS

Menurut dia, perusahaan-perusahaan eksportir ini jangan sampai tumbang akibat COVID-19 karena jaringan bisnis dan relasi mereka di tataran global bisa hilang dan akses mereka ke pasar internasional juga ikut hilang.

Selain itu, lanjur Dahlan, ketika tumbang maka jalur logistik perusahaan eksportir dan jalur logistik di dalam negeri akan hilang, serta sistemnya juga ikut menghilang sehingga penyesalan bangsa Indonesia akan luar biasa kalau sampai ini terjadi.

"Sebaiknya pemerintah memiliki daftar perusahaan-perusahaan eksportir yang harus dijaga agar jangan sampai perusahaan ini tumbang akibat pandemi COVID-19, termasuk dukungan apa yang harus diberikan," ujarnya.

Dahlan juga mengatakan ekspor adalah kebijakan andalan yang sangat diperlukan bagi semua negara, terlebih lagi dalam era kebiasaan baru (new normal) saat ini.

Selain perusahaan eksportir, Dahlan Iskan juga menyarankan pemerintah membantu dan memberikan dukungan ekonomi kepada perusahaan-perusahaan yang selama ini mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"Menurut pendapat saya sekarang ini kita memang harus berpihak kepada pelaku usaha, tetapi kita juga melihat peran pengusaha tersebut dalam menjaga perekonomian nasional," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan pada Januari-Maret 2020, neraca perdagangan Indonesia membaik dengan mengalami surplus sebesar 2,6 miliar dolar AS yang terdiri atas surplus nonmigas 5,7 miliar dolar AS dan defisit migas 3,0 miliar dolar AS.

Ekspor Indonesia juga tercatat sebesar 41,8 miliar dolar AS atau naik 2,91 persen dibandingkan Januari-Maret 2019.

China, Amerika Serikat, dan Jepang masih menjadi negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia dengan pangsa masing-masing sebesar 15,1 persen, 12,2 persen dan 8,7 persen terhadap ekspor nonmigas periode Januari-Maret 2020.

"Namun, perlu juga kita cermati pada masa pandemi ini, ekspor nonmigas justru tumbuh signifikan ke Singapura yaitu naik 35,4 persen dan Italia naik 22,5 persen," kata Jerry.

Baca juga: Dahlan Iskan: Bank BUMN miliki peran besar selamatkan perekonomian
Baca juga: Bappenas sebut anggaran pemulihan ekonomi naik Rp56,5 triliun

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020