Kecuali sumber polusinya berkurang maka ketiadaan hujan tidak akan begitu berpengaruh
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat hasil analisis pekan terakhir April 2020 menunjukkan kondisi kalender polutan kembali lebih didominasi kondisi udara dengan kategori sedang seiring dengan kondisi curah hujan yang berkurang.

“Kecuali sumber polusinya berkurang maka ketiadaan hujan tidak akan begitu berpengaruh,” kata Kasubdit Informasi Pencemaran Udara BMKG Suradi di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BMKG: Kualitas udara Jakarta semakin baik menyusul penerapan PSBB
 

Ia menjelaskan air hujan yang secara alamiah dapat “mencuci” atau menghilangkan partikel pencemar di udara kini berkurang jumlahnya.

Bahkan sejak 16 sampai dengan 26 April 2020 tidak tercatat adanya hujan yang tercurah di wilayah Jakarta.

Suradi merujuk studi estimasi Prof Puji Lestari dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan 47 persen sumber polusi berupa partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2.5) berasal dari sektor transportasi.

Baca juga: WFH dan curah hujan perbaiki kualitas udara Jakarta

Sedangkan polusi berupa partikel berukuran lebih kecil dari 10 mikron (PM10) juga mayoritas atau 44 persen berasal dari transportasi.

“Kita ketahui bahwa PM10 adalah gabungan dari PM2.5 dan PM10 itu sendiri,” ujar Suradi.

Seperti diketahui pada masa pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 saat ini, kendaraan besar khususnya angkutan logistik masih beroperasi.

“Hingga sore ini lumayan membaik,” ujar Suradi menjelaskan kualitas udara Jakarta hingga Rabu sore. 

Hal tersebut karena hujan turun di sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga: Perpanjang "physical distancing" bisa perbaiki kualitas udara Jakarta

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020