Kendari (ANTARA) - Fitri (25), pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara, Fitri (25) hari ini diperbolehkan keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahtermas Kendari untuk kembali ke rumahnya.

Fitri yang sempat diisolasi di RS Bahteramas sejak tanggal 19 Maret 2020 karena dinyatakan positif berdasarkan hasil uji sampel usapan tenggorok (swab). Pada 28 April 2020 lalu, dinyatakan sembuh, namun karena pertimbangan dokter, diizinkan pulang hari ini, Rabu.

"Sebenarnya sejak kemarin (28 Maret 2020) kita menyatakan dia sudah sembuh, sehingga kenapa tidak bisa cepat keluar karena perkembangan psikologis baik pasien sendiri, keluarga, ataupun psikologis masyarakat. Jadi baru diizinkan keluar rumah sakit hari ini," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal di RS Bahteramas Kendari.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra ini juga menyampaikan Fitri merupakan pasien pertama yang dinyatakan sembuh dari enam pasien yang positif di Sulawesi Tenggara. Ia juga memohon doa agar pasien lainnya yang sedang di rawat di ruang isolasi bisa cepat sembuh seperti halnya Fitri.

Baca juga: Negatif, puluhan wartawan di Kendari jalani tes cepat COVID-19

Baca juga: Hasil tes cepat balita di Kendari dinyatakan positif COVID-19

Baca juga: Perawat RSUD Bahteramas Kendari dan suami dinyatakan positif COVID-19


"Minta doanya supaya pasien-pasien yang kita rawat bisa sembuh. Jangan dimusuhi, jangan dijauhi. Mereka bukan aib, justru kita bantu mereka. Bila perlu dengan materiil minimal spritual, kita doakan saudara-saudara kita yang yang sakit bisa diberikan kesembuhan dan kekuatan oleh Yang Maha Kuasa," tuturnya.

Fitri (25) pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 saat menyampaikan testimoni di hadapan wartawan di RS Bahteramas Kendari, Rabu (8/4/2020). Fitri dinyatakan sehat sejak 28 Maret 2020 lalu dan baru diizinkan pulang hari ini. (ANTARA/Harianto)

Sementara itu, Fitri yang dinyatakan sembuh menyampaikan bahwa beberapa usaha yang dilakukan ketika berada di ruang isolasi adalah berupaya untuk tidak stres. Karena, kata dia, kalau stres imun tubuh turun jadi diusahakan untuk tidak stres.

"Saya baca buku. main game terus sering berkabar dengan teman lewat telepon. Jadi karena dukungan keluarga dan teman-teman. Saya sering berkomunikasi kepada keluarga lewat telepon," ujar Fitri.

Selain itu, Fitri juga bercerita bahwa yang paling dirasakan ketika terkena virus corona adalah merasakan demam tinggi di hari kedua pada saat berada di rumah.

"Pasien positif itu bukan aib karena tidak ada yang mau kena penyakit ini, terus pasien positif corona juga akan sembuh, pasti sembuh. Jadi tidak perlu dijauhi yang penting kita sebagai orang tahu diri, maksudnya cuci tangan jaga jarak dan selalu ikuti imbauan pemerintah," katanya.

Usai memberikan testimoni, Fitri dijemput langsung oleh ibunya dan pulang meninggalkan RSUD Bahteramas menuju ke kediamannya di Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu Kota Kendari.*

Baca juga: Wali Kota Kendari sumbangkan gaji enam bulan atasi darurat COVID-19

Baca juga: PN Kendari sidang melalui telecomfren saat wabah COVID-19

Baca juga: Kendari siapkan Rusunawa Bungkutoko untuk karantina ODP COVID-19


 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020