sampah plastik mendominasi terutama plastik sekali pakai
Makassar (ANTARA) - Organisasi Pandu Laut Nusantara, Yayasan Eco Nusa dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia bersama masyarakat melalui gerakan bersih pantai dan laut berhasil mengumpulkan 1,4 ton lebih sampah plastik di Pantai Tanjung Bayang, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Jumlah sampah yang dikumpulkan seberat 1.436,12 kilogram atau setara 1,4 ton lebih, setelah aksi pengumpulan bersama selama dua jam," sebut Direktur YKL Indonesia, Nirwan Dessibali di pantai setempat, Makassar, Minggu.

Ia mengatakan, gerakan bersih pantai dan laut merupakan salah bentuk kegiatan yang dilakukan banyak pihak dalam menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga kebersihan laut.

Gerakan bersama ini, kata dia, yang diikuti 57 organisasi dan komunitas serta masyarakat umum dengan jumlah peserta sekitar 1.300 orang ini.

Aksi tersebut diharapkan dapat mengajak masyarakat Kota Makassar untuk tidak membuang sampah ke laut, serta mengurangi pemakaian plastik sekali pakai agar tidak berdampak pada kerusakan ekosistem laut.

Baca juga: 1000-an orang ikuti bersihkan sampah plastik di Pantai Pancer Puger
Baca juga: Warung Mbah Min terima pembayaran pakai sampah plastik


Menurutnya, gerakan bersih pantai dan laut harus terus dilakukan oleh berbagai pihak, selain untuk mengurangi masuknya sampah ke lautan termasuk mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya kebersihan laut.

“Laut berkontribusi besar terhadap kehidupan masyarakat di Kota Makassar sehingga masyarakat perlu menjaga kebersihan dan kesehatan laut untuk keberlangsungan hidupnya,” ujar Nirwan menegaskan.

Sementara ketua tim kegiatan, Muhammad Fauzi Rafiq menyampaikan sekitar dua jam peserta mengumpulkan sebanyak 1.436,12 kilogram sampah disepanjang pantai Tanjung Bayang, Pantai Layar dan Pantai Angin Mammiri yang memiliki panjang sekitar satu kilometer.

Berat sampah yang dikumpulkan terdiri dari plastik keras 169,38 kilogram, plastik lunak 96,05 kilogram, logam 21,14 kilogram, karet 16,9 kilogram, sfyrofoam (gabus) 312,53 kilogram, kaca 193,24 kilogram.

Selanjutnya, kertas 16,73 kilogram, kayu 63,34 kilogram, kain 47,52 kilogram, bahan berbahaya dan beracun 4,27 kilogram, organik 289,66 kilogram, dan sampah lainnya 205,36 kilogram.

"Dari hasil bersih pantai dan laut terlihat bahwa sampah plastik mendominasi terutama plastik sekali pakai. Ini tentu berbahaya bagi kesehatan laut mengingat bahwa sampah plastik dan styrofoam memerlukan ribuan tahun untuk bisa terurai," ujar Oci disapa akrab.

Baca juga: Gerakan Indonesia Bersih Sampah Plastik digelar IIKT
Baca juga: LDII Kota Makassar komitmen mengurangi sampah di laut

 
Ratusan aktivis lingkungan bersama masyarakat dan tim kebersihan Pemkot Makassar bersiap melakukan aksi bersih-bersih sampah di pantai Tanjung Bayang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/3/2020). ANTARA/HO-Tim YLK.


Ditempat yang sama, Ketua Umum Pandu Laut Nusantara, Bustar Maitar menyatakan bahwa perlunya kesadaran masyarakat untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.

“Gerakan bersih pantai dan laut ini merupakan wadah untuk pemerintah, organisasi atau komunitas yang peduli laut untuk bersama-sama memberikan contoh yang baik bagi masyarakat agar nantinya dapat mengikuti kebiasaan bersih pantai," katanya.

"Dan diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat untuk menggunakan plastik sekali pakai dan kebiasaan membuang sampah di laut. Selain itu gerakan ini bisa menjadi agenda rutin agar dapat mengembalikan kebersihan dan keindahan laut kita," tambahnya.

Salah satu peserta, Yendi Mansur Alfarizi dari Duta Lingkungan Sulselbar menyebut kegiatan ini sangat positif dan harus menjadi agenda rutin.

"Sebagai generasi milenial, sebetulnya itu harusnya banyak memberi inspirasi bukan hanya kepada generasi muda, tetapi juga kepada generasi berikutnya," kata dia.

Baca juga: Ratusan orang bersihkan perairan Dumai dari sampah plasti
Baca juga: Empat ton sampah terkumpul pada Gerakan Bersih Laut-Pantai Gorontalo

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020