Jagalah persatuan dan kesatuan Indonesia. Mari kita bangun sinergi, untuk memajukan BUMN dan bangsa Indonesia
Bogor (ANTARA) - Sebanyak 333 putra-putri Papua yang diterima sebagai pegawai di 37 perusahaan BUMN melalui program perekrutan bersama Papua dan Papua Barat, menjalani pelatihan bela negara di Pusat Pendidikan Zeni Kodiklat TNI-AD, di Kota Bogor, Jawa Barat.

Pelatihan bela negara diselenggarakan selama sepekan, dengan instruktur dari Pusdikzi Kodiklat TNI-AD, sedangkan penutupan dilakukan di Lapangan Wirayudha Pusdikzi, Bogor, Jumat.

Hadir pada penutupan pelatihan tersebut, antara lain Sekretaris Jenderal Forum Human Capital Indonesia (FHCI) Nanang Hardianto, Komandan Pusdikzi Kodiklat TNI-AD Kolonel Czi Sapto Widhi Nugroho, serta para direksi dari 37 perusahaan BUMN dan jajaran pimpinan dari Pusdikzi Kodiklat TNI-AD.

Nanang Hardianto mengatakan mereka diberikan pelatihan bela negara agar memiliki disiplin yang kuat, mampu bekerja sama dengan baik, serta memiliki karakter dan jiwa nasionalisme yang kuat.

"Sebanyak 333 orang putra-putri Papua dan Papua Barat yang diterima di 37 BUMN ini, patut berbangga karena terpilih dalam proses seleksi dari puluhan ribu putra-putri Papua dan Barat yang mendaftar," katanya.

Baca juga: 104 calon pegawai PTPN III ikut pelatihan bela negara

Setelah pelatihan bela negara dan kemudian pelatihan di internal BUMN masing-masing, katanya, 333 putra-putri Papua dan Papua Barat itu akan bekerja di perusahaan tempat bekerja masing-masing.

"Di tempat kerja masing-masing, mereka dapat berkontribusi untuk majukan bangsa dan negara, melalui BUMN," katanya.

Nanang berpesan kepada 333 orang putra-putri Papua agar mampu bekerja dengan baik, menunjukkan kompetensi dengan baik dan bersinergi untuk memajukan BUMN.

"Jagalah persatuan dan kesatuan Indonesia. Mari kita bangun sinergi, untuk memajukan BUMN dan bangsa Indonesia," kata dia.

Baca juga: Menteri BUMN berikan apresiasi bagi pegawai PLN di Wamena
Baca juga: BUMN akan rekrut 11.000 pegawai tahun ini

Pewarta: Riza Harahap
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020