Jakarta (ANTARA) - Perum Produksi Film Negara (PFN) akan membangun pusat kreatif yang dinamai Creative Hub industri film, yang sekaligus akan menjadi inkubator start up bidang film.

"InshaAllah tahun ini bisa ground breaking namanya Creative Hub basisnya industri film. Jadi studio akan kita develop lagi, dtambah jumlahnya, dengan equipment post-production," kata Director of Commercial & Marketing, Elprisdat, dalam temu media di Jakarta, Jumat.

"Kemudian dengan sekolah-sekolah DKV yang masuk ke sini, lalu di atasnya, di upstream, kita akan menjadi mediasi untuk angle investor film," dia melanjutkan.

Elprisdat melihat problem perfilman di Indonesia, salah satunya adalah minimnya pendaan, sementara salah satu syarat pendanaan dari bank adalah garansi film tayang, yang sangat sulit untuk dipastikan.

"Ekosistemnya tidak hidup, kami berpikir kami selesaikan production site dengan membuat prototipe one-stop service film di sini," ujar dia.

Creative Hub tersebut, menurut Elprisdat, akan mencapai kesepakatan akhir bersama Wika pada bulan depan, dengan skema kerjasam Build Operate Transfer (BOT). Dalam pusat kreatif itu akan ada dua hingga tiga studio besar, lengkap dengan peralatan post-production.

Kemudian, di dalam lingkungan pusat kreatif tersebut juga akan ada sejumlah kampus yang menghadirkan jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), di mana para mahasiswa di kampus tersebut dapat melakukan magang dengan memanfaatkan fasilitas di Creative Hub.

"Kita bisa ketemukan mereka dengan produser, Ekosistem baru kita bangun di sini. Kalau 20 tahun lalu PFN itu pusatnya orang-orang belajar film dan eksplorasi kemampuannya, kita akan comeback dengan tema itu tapi dengan zaman yang berbeda, zaman digital, zaman vlogger," ujar Elprisdat.

Nantinya, Elprisdat menambahkan, para vlogger juga dapat memanfaatkan fasilitas di Creative Hub untuk membuat video. "Kru dari kita, ruangan oke, post-pro oke, nanti bagi hasil saja, tapi ada persyaratan trafiknya berapa supaya commercial vibe-nya dapat," kata dia.

Creative Hub tersebut juga diharap dapat menjadi tempat untuk para sutradara, penulis senior dan bintang-bintang masa lalu, untuk come back dengan peralatan baru menghasilkan karya baru.

"Kita ingin menawarkan film-film yang local content-nya kuat, karena itu juga yang tidak diisi dengan exhibitor saat ini," ujar Elprisdat.



Baca juga: PFN gelar Bioskop Rakyat gandeng Goethe-Institute

Baca juga: PFN ingin animasi Unyil ditayangkan TV nasional

Baca juga: PFN bakal gandeng sineas milenial untuk produksi 21 film sampai 2023

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020