Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Konsulat Jenderal Jepang untuk Jawa Timur, Tani Masaki, Rabu, berkunjung ke Kabupaten Trenggalek guna melihat dari dekat potensi ekonomi kawasan di pesisir selatan Jatim tersebut.

Kedatangan Tani Masaki yang didampingi sejumlah staf/asisten itu mendapat sambutan dari Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang kemudian menyampaikan paparan strategi ekonomi di daerah yang dipimpinnnya.

Arifin mengajak pejabat Konjen Jepang ini berkunjung ke sentra budidaya udang vanname (litopenaeus vannamei), agrowisata Cengkrong, pengembangan pelabuhan niaga, hingga proyek JLS (jalur lintas selatan) yang akan dikebut menyambungkan Kabupaten Trenggalek dengan Tulungagung.

"Trenggalek dulu tidak terlihat menjadi kawasan strategis. Menjadi strategis karena Trenggalek berada di antara dua kota penyumbang PDRB besar di Tanah Air, yaitu Yogyakarta dan Malang," kata Bupati Nur Arifin.

Menurutnya, kemajuan ekonomi kawasan, termasuk Trenggalek saat ini kian terbuka seiring keluarnya Perpres 80 tahun 2019 terkait dengan percepatan pembangunan di Jawa Timur yang salah satunya pengembangan kawasan Selingkar Wilis dan kawasan pesisir selatan.

"Hal inilah yang membuat Trenggalek menjadi strategis," ujarnya.

Dijelaskan, sedang dikembangkan Pelabuhan Niaga Nusantara di Teluk Prigi dan sudah terbangun bidang sandar sepanjang 75 meter, sehingga memungkinkan kapal kapal besar bisa bersandar di Prigi," lanjutnya.

"Potensi perikanan tangkap Trenggalek cukup besar, mulai Ikan tuna, lobster dan masih banyak lagi. Sebab selain perikanan tangkap, juga ada perikanan budidaya, seperti udang maupun kepiting yang mempunyai potensi ekspor. Sementara di bidang pertanian ada cengkeh, esensial oil, buah-buahan seperti durian, manggis dan yang lainnya," papar Arifin di hadapan Tani Masaki.

Oleh karenanya, lanjut Arifin, guna meningkatkan potensi tersebut saat ini Pemkab Trenggalek mempunyai kebijakan strategis, yaknj lelang investasi.

"Kami siapkan lahan-lahan yang 'clear and clean' sehingga memudahkan investor untuk masuk ke Trenggalek. Mereka tidak perlu lagi mencari lahan dan mengeluarkan biaya besar untuk pengadaan lahan tersebut," ujarnya.

"Dengan lahan sudah dipersiapkan dan mereka tidak perlu membeli dan bisa diperhitungkan sebagai saham. Dengan begitu, tidak perlu ada ketakutan kesesuaian lahan dengan RTRW. Terus kami berikan insentif pajak daerah tiga tahun pertama bagi investor dalam lelang investasi tersebut," katanya.

Bupati Arifin menambahkan, dukungan infrastruktur sesuai dengan Perpres 80 tahun 2019 tersebut akan ada pintu exit tol yang mendekati Trenggalek sehingga dapat memotong jarak tempuh ke Trenggalek yang dulunya bisa lima (5) sampai tujuh (7) jam dengan exit tol yang mendekati Trenggalek ini bisa ditempuh dengan hanya dua jam perjalanan.

Selain itu, JLS yang tahun ini menyambungkan Prigi dan Popoh Tulungagung dengan anggaran dari Islamic Development Bank (IDB) mencapai hampir Rp1 triliun. Begitu juga dengan Selingkar Wilis yang menyambungkan enam kabupaten di Jawa Timur (Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk Madiun dan Kediri).

Dengan infrastruktur ini tentunya akan menguatkan konektivitas antara Bandara Internasional di Kediri dan Pelabuhan Niaga di Prigi, sehingga harapan kami 10 tahun Trenggalek menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan human capital tinggi di Jawa Timur.

Konjen Jepang, Tani Masaki mengapresiasi strategi ekonomi yang coba dikembangkan oleh Bupati Trenggalek tersebut.

Menurut dia kedatangannya ke Trenggalek selain untuk mempererat hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia, juga untuk melihat potensi yang ada di Kawasan Selatan Jawa ini.

Konjen Jepang yang mahir berbahasa Indonesia ini berharap kunjungan ini akan ada kerja sama ke depan yang bisa dilakukan nantinya.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020