walau bahagia tetapi tidak punya pendapatan tetap saja miskin
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyatakan penggunaan dana desa di provinsi paling barat Indonesia tersebut dinilai belum maksimal dalam menekan angka kemiskinan daerah setempat, untuk menunjang pendapatan masyarakat.

"Banyak dana desa yang digunakan untuk infrastruktur seperti pembuatan saluran, jalan, dan sebagainya tetapi dikerjakan bukan orang desa setempat, bahkan ada (pekerja) yang dari Medan (Sumatera Utara)," kata Kepala BPS Aceh Wahyudin di Banda Aceh, Rabu.

Pada Rabu (15/1), BPS Aceh merilis data bahwa provinsi berjulukan Tanah Rencong itu masih menjadi daerah termiskin di Sumatera sekaligus peringkat enam nasional, dengan total penduduk miskin sebanyak 810 ribu pada September 2019.
Baca juga: Gubernur Aceh minta dana desa 2020 fokus pada pemberdayaan ekonomi
Baca juga: Penggunaan dana desa di Aceh Barat tingkatkan hasil pertanian


Kata Wahyudin, di Aceh terdapat 6.509 desa, namun karena kurangnya pelibatan warga setempat sebagai pekerja untuk proyek yang bersumber anggaran dari dana desa, maka tujuan untuk mendapatkan peningkatan pendapatan masyarakat tidak tercapai.

Sebab itu diharapkan pemerintah setempat untuk berperan dalam upaya mengarahkan penggunaan anggaran dana desa untuk pembangunan infrastruktur itu dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pekerja.

"Sehingga ada penambahan pendapatan buat masyarakat. Jadi ada tiga mata rantai lingkaran kemiskinan ini, yaitu pendapatan rendah, pendidikan rendah, dan kesehatan rendah. Ruang ini yang harus dibenahi, walau bahagia tetapi tidak punya pendapatan tetap saja miskin," katanya.

Baca juga: Kejari Aceh Tengah tahan mantan kepala desa diduga korupsi dana desa
Baca juga: Bupati Aceh Barat dukung proses hukum pelaku korupsi dana desa


Menurut dia, selama ini Pemerintah Aceh telah banyak melakukan program-program dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di Aceh, namun rata-rata masih belum maksimal dan tepat sasaran.

"Kalau pendapatan sudah kita coba dorong melalui program di desa ini, maka bisa membuat masyarakat ini keluar dari kemiskinan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh Azhari membantah bahwa pembangunan infrastruktur menggunakan dana desa selama ini tidak melibatkan pekerja lokal.

Ia menegaskan, setiap pembangunan yang menggunakan dana desa tersebut semua melibatkan masyarakat desa.

"Mekanisme dana desa sudah cukup lengkap dari Kementerian Desa. Kemudian setiap tahun kepala daerah mengatur lagi pengelolaan dana desa ini, jadi kalau konteks dana desa, enggak (menggunakan pekerja luar). Pembangunan di desa sudah menggunakan orang desa," katanya.

Baca juga: Ombudsman: Pengelolaan dana desa harus transparan
Baca juga: Dana desa buka akses Gampong Kajhu
Baca juga: Aceh Barat lanjutkan program bantuan modal usaha Rp150 juta per desa

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020