Kami minta rambu evakuasi bencana bencana diperbanyak. Rambu-rambu tersebut menjadi panduan masyarakat saat bencana terjadi,
Banda Aceh (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh Fadhil mengakui rambu evakuasi bencana di ibu kota Provinsi Aceh tersebut masih sangat kurang sehingga perlu diperbanyak.

"Kondisi ini diperparah dengan banyaknya rambu yang usang, rusak, dan dirusak oknum masyarakat. Karena itu, kami menyurati pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi untuk membantu pengadaan rambu evakuasi bencana," kata Fadhil di Banda Aceh, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi penilaian masyarakat tentang perlunya memperbanyak rambu evakuasi bencana.

Sebelumnya, masyarakat yang tinggal di pesisir atau berdekatan dengan pantai di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh meminta pemerintah kota setempat memperbanyak rambu evakuasi bencana.

"Kami minta rambu evakuasi bencana bencana diperbanyak. Rambu-rambu tersebut menjadi panduan masyarakat saat bencana terjadi," kata Muhammad Hardian (45), warga Banda Aceh.

Ia mengatakan saat ini sudah banyak terpasang rambu evakuasi bencana. Namun, rambu tersebut hanya terpasang di titik tertentu saja.

Seharusnya, rambu evakuasi bencana tersebut dipasang di semua desa atau gampong di pesisir. Sebab, gampong pesisir di Kota Banda Aceh merupakan wilayah rawan bencana.

"Saat tsunami 26 Desember 2004, semua wilayah pesisir Banda Aceh terkena dampak parah. Jadi, rambu evakuasi bencana tersebut harus dipasang semua wilayah pesisir, sehingga menjadi panduan masyarakat saat evakuasi ketika terjadi bencana," kata Muhammad Hardian.

Fadhil mengapresiasi masyarakat yang meminta rambu evakuasi diperbanyak. Permintaan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli terhadap mitigasi bencana.

Menurut mantan Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh itu, masyarakat sudah semakin cerdas dalam membangun kemandirian mitigasi bencana. Kemandirian ini menjadi ujung tombak saat evakuasi bencana.

"Kami terus mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan kapasitas terhadap mitigasi bencana, sehingga menjadi individu yang tangguh dan siap ketika terjadi bencana. Sebab, bencana tidak bisa diprediksi kapan terjadi," kata Fadhil.

Baca juga: Aceh maksimalkan mitigasi bencana pascatsunami 2004

Baca juga: Ulama berperan penting dalam mitigasi bencana, sebut Gubernur Aceh

Baca juga: BNPB luncurkan program keluarga tangguh bencana di Aceh

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019