Jakarta (ANTARA) - Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko mengutarakan sejumlah kepuasannya pada sistem demokrasi saat ini kepada generasi milenial dalam diskusi refleksi demokrasi akhir tahun 2019 di Condet Jakarta Timur, Sabtu malam.

"Dalam perspektif pribadi mengapa sistem demokrasi cukup memuaskan. Pertama kebebasan terjamin, kedua kesetaraan diakui, ketiga kemajuan manusia, keempat hegemoni atas alat, kelima keberlangsungan manusia," ujar Ketua Inovator 4.0 itu.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: akurasi data pengaruhi keberhasilan pembangunan

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Masih ada yang tidak puas

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: semburan dusta tidak bisa capai kemenangan politik


Ia mengatakan dalam perjalanan sistem demokrasi mencapai kebebasan dan kesetaraan saja, itu sebenarnya sudah ada di jalur yang benar karena di era Orde Baru, hal itu dia perjuangkan mati-matian.

Budiman mengaku sempat merasa tersinggung ketika di belakang mobil truk ada poster Soeharto tersenyum melambaikan tangan dengan tulisannya, 'piye kabare wis penak jamanku toh?'

"Saya merasa pribadi saya diejek, saat di pantat-pantat truk menempel poster Soeharto itu. Kira-kira dia mau ngomong gara-gara demokrasi yang saya perjuangkan, rakyat wis tak penak. Kira-kira begitu," ujar Budiman.

Ketika kesetaraan dan kebebasan sudah seiring sejalan seperti sekarang, Budiman merasa itu cukup memuaskannya secara pribadi. Namun, masih ada ketidakpuasan karena sistem demokrasi belum mewujudkan kemajuan manusia, mewujudkan hegemoni atas alat, dan menjaga keberlangsungan manusia. "2045 kita akan melalui abad singularity dimana kecerdasan artifisial melampaui semua kecerdasan manusia. Kalau alat itu cerdas, manusia tetap harus memperalat alat. Jangan diperalat oleh alat. Jangan sampai pada saat itu manusia kalah oleh robot," demikian Budiman.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019