Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster meminta Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA mampu menjadi penjernih informasi dan terus melawan hoaks atau berita bohong, di tengah pesatnya informasi dari media sosial yang seakan telah menjadi rujukan masyarakat.

"Di tengah era digital ini, saat masyarakat lebih cenderung mendapat informasi dari media sosial, maka LKBN ANTARA sebagai lembaga pemberitaan, kami harapkan mampu menjadi media penyeimbang yang menyuguhkan berita-berita faktual, yang bisa dijadikan referensi dan menjadi lembaga yang paling dipercaya masyarakat," kata Gubernur Koster dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum I Wayan Suarjana dalam acara HUT ke-82 LKBN Antara, di Denpasar, Kamis.

Menurut Koster, di balik berbagai kemudahan akses informasi dan komunikasi yang memudahkan berkomunikasi dengan pihak lain di seluruh dunia, telah terselip ancaman adanya "information disorder" atau yang dikenal dengan hoaks dan juga ujaran kebencian.

"Melalui teknologi informasi dan komunikasi diciptakan dan dipropagandakan suatu skema rekayasa ketakutan (fear engineering) secara massal yang menargetkan pada rekayasa konflik (conflict engineering) dengan salah satunya menciptakan informasi hoaks maupun ujaran kebencian," ucapnya pada acara yang juga dihadiri Konsul Jenderal RRT Di Denpasar Gou Haodong itu.

Oleh karena itu, lanjut Koster, LKBN ANTARA sangat dibutuhkan menjadi penjernih informasi dan menyajikan informasi yang terverifikasi. Selain itu, ANTARA dibutuhkan untuk menjalankan peran sebagai media pemerintah dan melawan hoaks sehingga dapat memberi harapan kepada masyarakat bangsa dan negara.

Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Bali yang saat ini sedang gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan dengan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Balinya", maka semua yang dilaksanakan dan dikerjakan pemerintah tidak akan diketahui oleh masyarakat tanpa bantuan rekan-rekan pers. "Kami sangat mengharapkan peran LKBN ANTARA untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan sesuai peran dan tugasnya sebagai penyebar informasi kepada masyarakat," ucapnya.

Wayan Suarjana mewakili Pemerintah Provinsi Bali juga mengapresiasi lomba penulisan esai yang telah diselenggarakan LKBN ANTARA Biro Bali bertema "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" yang diikuti 103 siswa SMA/SMK se-Bali.

"Saya minta dari karya-karya terbaik yang sudah masuk itu, supaya diperas menjadi beberapa poin untuk disampaikan kepada Bapak Gubernur Bali," ucapnya.

Dengan demikian, lanjut dia, pemikiran dan solusi dari siswa-siswi SMA/SMK ini bisa diimplementasikan. Seperti halnya persoalan sampah di Bali yang hingga saat ini belum bisa tertangani dengan baik, meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya maksimal. "Hasil dari lomba ini perlu diimplementasikan dan bisa disampaikan secepatnya pada Gubernur Bali," kata mantan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali itu.

Dari sebanyak 103 esai yang dinilai oleh tim juri dari pihak Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, dan LKBN Antara, keluar sebagai pemenang yakni Ni Luh Made Yani dari SMAN Bali Mandara (Juara I), Kadek Dwi Rismawati dari SMKN Bali Mandara (Juara II), dan Ni Made Lia Pradnyan Santhi dari SMKN 3 Denpasar (Juara III).

Dalam kesempatan itu juga diserahkan penghargaan kepada tujuh nominasi lomba esai atas nama Destia Alfitri Handayani Sumadi (SMAN Bali Mandara), I Gusti Ayu Cintiya Widya Lestari (SMAN 2 Amlapura), Margareth Serenia Lomi (SMAN 2 Kuta Selatan), Sang Ayu Arta Suryautami (SMAN 1 Bangli), Gusti Ayu Cendana Putri Prabandari (SMAN 1 Ubud), Luh Putu Intan Saraswati (SMAN 7 Denpasar), dan Ni Luh Putuu Dita Parmini (SMAN 1 Selat Karangasem).

Ni Luh Made Yani dari SMAN Bali Mandara yang meraih Juara I dalam lomba esai itu mengaku tidak menyangka bisa memenangkan lomba. "Saya berpikir, jumlah 103 peserta itu sangat banyak, dan pasti teman-teman saya itu memiliki ide-ide yang luar biasa. Saya berterima kasih pada Antara Bali karena telah menyelenggarakan lomba esai ini," ujarnya.

Dengan lomba esai, Made Yani yang duduk di kelas XII SMAN Bali Mandara itu mengaku bisa sekaligus belajar mengenai visi misi Pemerintah Provinsi Bali sehingga mampu menyumbangkan ide-idenya."Saya tidak bermaksud mengevaluasi, tetapi ingin menyempurnakan dari visi misi tersebut," ucapnya.

LKBN ANTARA Biro Bali dalam HUT ke-82 kali ini juga menggelar pameran foto bertajuk "Rwa Bhineda" yang menggambarkan fakta kontradiktif atau dua hal yang berbeda sifat, seperti hitam-putih, gembira-sedih, dan seterusnya yang berhasil direkam sepanjang 2019 oleh tiga fotografer ANTARA yakni Nyoman Budhiana, Fikri Yusuf dan Nyoman Hendra Wibowo. Pameran foto menampilkan 45 foto tunggal dan dua foto bercerita.

Sementara itu, Kepala LKBN ANTARA Biro Bali Edy M Ya'kub mengatakan HUT ke-82 Antara yang dilaksanakan dalam acara berformat "simakrama" itu diadakan setahun sekali setiap HUT untuk mengembangkan budaya tatap muka yang sekarang mulai tersaingi budaya tatap layar melalui ponsel pintar.

"Apalagi HUT bagi Antara juga bisa menjadi media untuk 'lapor' kepada masyarakat terkait apa yang sudah diperbuat selama setahun terakhir," ujarnya pada acara yang dihadiri jajaran Humas Pemprov dan Pemkab/Pemkot se-Bali, Diskominfo se-Bali, Ombudsman RI Perwakilan Bali, jajaran KPU dan Bawaslu Provinsi Bali dan Kota Denpasar, perwakilan TNI/Polri, kalangan BUMN dan swasta, unsur perguruan tinggi dan undangan lainnya.

Setahun terakhir, kata Edy, ANTARA tetap menjalin hubungan dengan media massa di Bali yang kini mencapai belasan media, namun juga menguatkan hubungan dengan pemerintah dan masyarakat melalui pemberitaan, foto, pameran foto, pelatihan jurnalistik, media partner, media visit, dan magang. Yang terbaru, lomba esai bekerja sama dengan Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali.
Konsul Jenderal RRT/China di Denpasar Gou Haodong membubuhkan tanda tangan di foto utama pameran Rwa Bhineda didampingi Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Bali I Wayan Suarjana dan Kepala LKBN Antara Biro Bali Edy M Ya'kub (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2019)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019