Selama ini industri baja hulu dan hilir, serta kebutuhan di dalam negeri selalu polemik
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian membangun sistem basis data (database) bernama Sibana guna memberikan transparansi di industri baja nasional.

Dirjen ILMATE Kemenperin Harjanto menjelaskan melalui transparansi yang ada dalam Sistem Database Suply Demand Besi Baja Nasional (Sibana) ini, pelaku usaha di industri baja, baik di hulu maupun hilir dapat mengetahui produksi dan kebutuhan produk baja di dalam negeri.

"Selama ini industri baja hulu dan hilir, serta kebutuhan di dalam negeri selalu polemik. Kenapa hilir mengimpor saja, kami yang di hulu mati karena utilisasi rendah. Sistem ini membangun transparansi dan networking itu," kata Harjanto dalam sosialisasi Sibana di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pengusaha AS minta dukungan untuk tingkatkan ekspor baja

Harjanto menjelaskan Sibana akan memberikan manfaat bagi para pembuat kebijakan untuk dapat mengetahui data kemampuan dan nilai produksi di dalam negeri, importasi bahan baku maupun barang jadi.

Barang baku tersebut tercatat sesuai dengan kebutuhan, standar produk sesuai spesifikasi yang dibutuhkan secara real time sehingga tercipta kebijakan dan iklim berusaha yang sehat.

Harjanto memaparkan tiga manfaat Sibana bagi rantai pasok besi baja dalam negeri, yakni mempertemukan antara kebutuhan dari pengguna besi baja dengan kemampuan suplai dari industri dalam negeri.

Kemudian, melalui Sibana, pemerintah dapat melakukan pendataan produk besi baja yang masuk ke dalam negeri agar sesuai dengan standar yang berlaku.

Ketiga, dengan adanya pendataan produk impor, dapat menciptakan peluang investasi baru serta pendalaman struktur untuk produk besi baja di dalam negeri, terutama untuk produk-produk yang banyak dibutuhkan di dalam negeri.

"Dengan membangun sistem database ini, pemerintah dapat menentukan policy ke depan dan memberikan kepuasan pada semua pihak," kata Harjanto.

Dari sisi suplai, Sibana mencatat 44.500 spesifikasi barang, 198 perusahaan besi baja dalam negeri dan 2 kelompok produk 180 HS yang diimplementasikan di dalam Sibana.

Menurut data The South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI) 2018, jumlah importasi baja di Indonesia mencapai 7,6 juta ton dan pada semester I-2019 masih terus mengalami peningkatan.

Bahkan, komoditas besi dan baja tercatat sebagai komoditi impor terbesar ke-3, yaitu sebesar 6,45 persen dari total importasi dengan nilai 10,25 miliar dolar AS.

Baca juga: Pengusaha minta pemerintah kendalikan impor baja
Baca juga: Kementerian BUMN - KS bahas usulan penyehatan industri baja nasional

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019