Jakarta (ANTARA) - Tim peneliti yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari beberapa universitas saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium untuk membuktikan kandungan dioksin dalam telur ayam di Desa Tropodo, Sidoarjo.

"Saat ini sedang menunggu hasil uji lab dan diperkirakan akhir bulan ini sudah ada laporan sehingga kita akan konfirmasi kebenarannya," kata Koordinator Kajian Dioksin dari tim peneliti, Setyo Gunawan di Jakarta, Selasa.

Tahapan menunggu hasil lab ini diperoleh setelah melalui beberapa proses penelitian yang dilakukan sejumlah peneliti dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia di antaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Ia menjelaskan tahapan yang dilalui didasarkan atas tiga pertanyaan yang menjadi poin utama, pertama apakah benar dioksin ada di dalam telur ayam. Kemudian jika benar ada, maka kemungkinan dioksin tersebut juga ada pada ayam sehingga perlu pula dikaji apakah benar dioksin ada pada ayam.

Baca juga: KLHK masih teliti kandungan dioksin pada telur di Sidoarjo

Baca juga: Isu dioksin tidak pengaruhi konsumsi telur di Kota Malang

Baca juga: Tim KLHK temui peneliti telur tercemar dioksin di Sidoarjo


Pertanyaan terakhir, apa benar di lingkungan sekitar terdapat kandungan dioksin dalam telur ayam akibat pembakaran sampah plastik.

Untuk menjawab tiga poin penting tersebut, para peneliti menggunakan sejumlah parameter, yakni telur itu sendiri dalam pertanyaan pertama, daging ayam pada pertanyaan kedua serta beberapa serangga dan cacing di lingkungan sekitar pada pertanyaan ketiga.

"Kemudian kami mengkaji lebih jauh mengenai keakuratan data dengan mendata jumlah industri rumah tangga pabrik tahu yang menjadi sumber awal permasalahan dioksin dalam telur ayam," ujarnya.

Sebab permasalahan bermula dari pabrik-pabrik tahu yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar pengolahan sehingga perlu difokuskan pada pabriknya terlebih dahulu, bukan pada hewan ayamnya.

Baca juga: Wakil rakyat dan Gubernur Jatim makan telur ayam saat sidang paripurna

Baca juga: Pelajar di Blitar diajak tak perlu takut mengonsumsi telur ayam


Dalam tahapan ini diketahui terdapat 54 industri rumah tangga yang mengolah tahu, walaupun data sebelumnya menunjukkan hanya ada 36 unit.

"Dari situ kami lakukan pemetaan dan pengambilan sampel yang memang dapat merepresentasikan keseluruhan data. Yang pasti tidak mungkin satu titik saja," ujar dia.

Para peneliti fokus pada dua dusun terlebih dahulu yakni Dusun Areng-Areng dan Dusun Klagen serta mengambil satu sampel pada radius 50 hingga 100 meter. Secara total diambil lima data yang dirata-ratakan.

"Data inilah yang sudah kami masukan ke laboratorium dan sudah teruji untuk dianalisis. Jadi sama-sama kita tunggu," katanya.

Menurutnya, yang ingin disampaikan para peneliti saat ini pada masyarakat ialah kejadian dugaan dioksin dalam telur ayam ini terjadi di Desa Tropodo, Sidoarjo sehingga tidak berlaku general.

"Jika memang ada, solusinya nanti akan ada tim sendiri pula yang dapat menjelaskan," ujarnya.*

Baca juga: Peternak ayam di Blitar tak khawatir isu telur terkontaminasi dioksin

Baca juga: Soal telur tercemar dioksin, KLHK dan pemda Jatim berkoordinasi

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019