Saumlaki (ANTARA) - Yayasan Dokter Peduli atau doctorSHARE yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan di Indonesia, akan mengirim satu armada kapal yang telah dimodifikasi sebagai rumah sakit terapung untuk melayani masyarakat di pulau-pulau kecil dan terluar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Juliana Chatarina Ratuanak yang dihubungi melalui sambungan telepon selulernya, Jumat, menyatakan pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Pemprov Maluku dan Kementerian Kesehatan telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding dengan doctorSHARE di bawah pimpinan dr. Lie A. Dharmawan untuk melayani masyarakat di Kepulauan Tanimbar.

Kesepakatan yang dilakukan tahun 2014 itu berisi kesediaan pihak doctorSHARE untuk mengirim rumah sakit terapung yang berpangkalan di wilayah Tanimbar dan melayani masyarakat di daerah itu dengan pelayanan kesehatan yang fasilitasnya memadai.

Baca juga: Dua Menteri resmikan rumah sakit terapung di Sumenep

"Sebenarnya pada bulan Maret kemarin mereka sudah datang tetapi karena bertepatan dengan tsunami di Palu, maka mereka ke sana untuk membantu melayani masyarakat," katanya.

Saat ini pihak doctorSHARE sedang menggalang dana untuk datang ke Tanimbar. Sebelum datang untuk melayani masyarakat, akan ada tim yang diterjunkan mendahului melakukan survei serta menyelesaikan beberapa kelengkapan akhir administrasi dan ijin operasional.

Beberapa kali tim doctorSHARE telah mengelilingi wilayah Kepulauan Tanimbar yakni mulai dari ujung Pulau Selaru, Yamdena, Seira, hingga Yaru dan Molu Maru untuk melihat kondisi masyarakat dan melakukan kajian.

"Rumah sakit terapung ini tidak akan diserahkan tetapi akan melayani masyarakat di Tanimbar. Rumah sakit terapung ini akan melayani wilayah perbatasan, kepulauan dengan jangkauan yang sulit dimana operasionalnya dikelola langsung oleh pihak doctorSHARE dan tidak membebani daerah," katanya menambahkan.

Baca juga: RS terapung layani masyarakat Surabaya

Juliana mengaku telah berkunjung dan melihat langsung kondisi fisik serta fasilitas rumah sakit terapung. Bangunan rumah sakit terapung tersebut terdiri dari empat lantai, memiliki empat puluh tempat tidur.

Fasilitas rumah sakit terapung ini terbilang lengkap, bisa melayani pasien dari berbagai penyakit, melayani pasien rawat inap, rawat jalan, dan sejumlah fasilitas lainnya.

"Rumah sakit terapung ini baru pertama di Indonesia. Rencananya akan tiba di Saumlaki itu pada bulan Maret 2020," jelasnya.

Juliana menambahkan pihak doctorSHARE menyediakan akses bantuan medis secara holistik, independen, dan imparsial untuk orang-orang yang membutuhkan, yaitu mereka yang dianggap miskin dan tidak mampu, dan yang tidak mempunyai kartu miskin karena masalah administrasi kependudukan, sehingga berimbas kepada tidak dimilikinya asuransi atau jaminan kesehatan masyarakat dan tidak memperoleh akses kesehatan gratis yang disediakan pemerintah.

Selain itu, mereka yang secara sosial dikecualikan dari layanan kesehatan dan dikucilkan dalam masyarakat, mereka yang terjebak dalam bencana alam, epidemi, dan kekurangan gizi.

Individu-individu yang tergabung dalam doctorSHARE didukung oleh ahli bedah, dokter, perawatan sejumlah tenaga profesional dan sejumlah donatur individual bekerjasama, membagikan talenta dan kecakapan masing-masing tanpa memandang batasan-batasan suku, agama, etnis, ras dan antargolongan untuk mewujudkan visi dan misi doctorSHARE sesuai dengan prinsip kemanusiaan dan etika pelayanan medis.

Baca juga: RS Terapung "Ksatria Airlangga" melayani masyarakat Pulau Bawean

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019