Kemudian integritas. Terakhir karakter gotong royong. Itu ciri khas Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya pendidikan karakter untuk memperkuat toleransi antaragama.

"Pendidikan karakter ada payung hukum Perpres Nomor 87 tahun 2017, yang diutamakan ada lima. Pertama keagamaan, itu akan lebih ditekankan pada aspek toleransi," katanya dalam kunjungan kerja di Magelang, Jumat.

Toleransi yang dimaksud adalah bagaimana seseorang sebagai satu umat tertentu dapat menghargai keyakinan orang lain. Ketika dirinya yakin bahwa agamanya paling benar, dia juga harus yakin bahwa ada orang lain yang beragama lain dan berkeyakinan bahwa agamanya paling benar.

Baca juga: Menko PMK perkirakan 10 juta orang butuhkan kartu prakerja

"Oleh karena itu, harus ada toleransi, saling menghargai," ujarnya.

Selain itu, pendidikan karakter yang ditekankan dalam aspek ini juga diupayakan untuk menangkal radikalisme.

"Ya termasuk. Jadi pembentukan karakter keagamaan itu salah satu pintu moda dalam rangka menangkal berbagai macam paham, pandangan dan aliran soal ideologi kita," tambahnya.

Baca juga: Menko PMK sebut pemuda sasaran penting pembangunan SDM

Kemudian, aspek lain yang ia tekankan dalam pendidikan karakter adalah nasionalisme kebangsaan, seperti yang saat ini menjadi tema besar dari program yang dilakukan Kemenko PMK, yaitu Ekspedisi Bakti Pemuda PMK untuk NKRI 2019.

Aspek selanjutnya adalah kemandirian. Para kader pemuda PMK disiapkan agar generasi Indonesia memiliki jiwa kemandirian.

"Kemudian integritas. Terakhir karakter gotong royong. Itu ciri khas Indonesia," katanya.

Baca juga: Menko PMK ingin pemuda jadi kader perubahan

Pewarta: Katriana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019