Kendari (ANTARA) - Bayi kembar siam dempet dada dan perut (thoracobdomino) Aqila dan Azila telah sampai di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat malam, yang sebelumnya telah dirawat di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur selama kurang lebih tiga bulan.

Aqila dan Azila dijemput oleh Sekretaris Kota Kendari Nahwa Umar, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, dr. Rahminingrum, Ketua Tim Penggerak PKK Kendari Sri Lestari, Direktur RSUD Kendari Amran Rahman, Ketua Komite Medik dr Hery Irawan.

Baca juga: Kembar siam Aqila-Azila akhirnya bisa pulang ke Kendari

Kedua bayi tersebut sampai di Kota Kendari pukul 19.36 WITA yang langsung dirawat di ruang Azalea RSUD Kota Kendari.

Sekretaris Kota Kendari, Nahwa Umar mengatakan bahwa kedua bayi tersebut masih harus mendapat perhatian khusus terutama Azila karena tidak memiliki tulang dada dan otot perut.

Baca juga: Kembar siam Ardi dan Ardan bersiap jalani operasi

"Kami telah disampaikan oleh dr disana bahwa kedua bayi tersebut harus selalu benar-benar berada di lingkungan yang bersih, tidak bisa ada kotoran-kotoran, tidak boleh tidak bersih karena rawan sekali ketika dia sakit," kata Nahwa Umar.

Nahwa juga mengatakan selain harus berada di tempat yang benar-benar steril, kedua bayi tersebut juga harus dihindarkan dari gawai (gadget).

Baca juga: Biaya operasi pemisahan kembar siam Ardi dan Ardan Rp1,1 miliar

Sementara itu, lanjut Nahwa, bayi Aqila sudah layaknya bayi normal lainnya namun tetap harus berada di tempat yang benar-benar bersih.

"Karena itu hari ini mereka harus dirawat dulu di RSUD Kendari, kita belum tau sampai beberapa bulan, kita lihat kondisinya, dan tentunya dokter dari RS Soetomo akan pantau terus perkembangannya di sini, kalau diperlukan mereka akan ke sini untuk melihat perkembangannya," katanya.

Ia mengatakan bahwa penanganan pasca kembalinya di Kota Kendari, Pemerintah Kota telah menyiapkan melalui APBD untuk penanganan biaya hidup kedua bayi itu.

"Harus dirawat sampai dengan umur 18 tahun hingga dia tumbuh dewasa. Itu tentunya sudah menjadi tanggung jawab pemerintah kota, bahkan bukan hanya Pemkot tetapi pemprov dan mungkin ada pemerintah kabupaten lain, termasuk perbankan melalui CSR," katanya.
Bayi kembar siam Aqila-Azila sampai tiba di Kendari, Jumat malam (15/11/19). ANTARA/Harianto



Sementara itu, Direktur RSUD Kendari, Amran Rahman menjelaskan bahwa kedua bayi tersebut dipisahkan dari dempet dada dan perut, akibatnya salah satu bayi tidak memiliki tulang dada yakni Azila.

"Azila ini ada plat yang dipasang setengah lingkaran. Itu diharapkan kalau masih ada pertumbuhan dia mengembang. Jadi perkiraan umur perkembangannya itu 8-9 tahun masih bisa tarik nafas, dan setelah usia itu akan direkonstruksi kembali," katanya.

Selain itu, lanjutnya, Azila tidak mempunyai otot perut (musculus rectus abdominis) sehingga susah buang air besar.

"Bayi Azila saat mengeluarkan BAB harus dibantu dengan sebuah alat, namun alat tersebut tidak ada di Kota Kendari, saat ini alat tersebut ada namun hanya untuk persediaan selama 30 hari namun pihak RSUD Kendari telah memesan alat itu di Surabaya," jelasnya.

Ia juga mengatakan untuk memulangkan ke rumah, Aqila dan Azila masih harus menungguh hasil pemantauan dari pihak rumah sakit, termasuk meninjau kelayakan tempat tinggal kedua anak tersebut.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019