Jakarta (ANTARA) - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo Harahap menilai turunnya tingkat kepercayaan publik atas KPK disebabkan adanya upaya pelemahan KPK melalui revisi UU yang berlaku sejak 17 Oktober 2019.

"Bahwa terkait adanya penurunan kepercayaan sebesar 3 persen dalam survei terbaru semakin memperkuat argumentasi bahwa upaya pelemahan KPK melalui revisi UU KPK yang berlaku sejak 17 Oktober 2019 yang lalu sangat nyata dipercaya masyarakat," ucap Yudi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Presiden belum putuskan soal penerbitan Perppu KPK

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI)-Denny JA, Rabu (13/11) merilis hasil survei menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan sosial. Dari survei tersebut, tingkat kepercayaan publik terhadap KPK turun dari 89 persen menjadi 85,7 persen.

Lebih lanjut, Yudi menyatakan 26 poin pelemahan dalam UU Nomor 19 Tahun 2019 benar-benar menjadi momok menakutkan bagi masyarakat yang ingin Indonesia bebas dari korupsi dan tak ingin koruptor dengan bebasnya mengorupsi uang rakyat.

Survei LSI sebelumnya, kata Yudi, KPK dengan prestasinya menangkapi para koruptor mampu mencapai 89 persen tingkat kepercayaan publik sehingga sangat aneh jika UU KPK di revisi.

Ia pun menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo masih mempunyai waktu untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) KPK.

Hal tersebut dikarenakan revisi UU KPK terutama terkait kewenangan KPK akan berlaku penuh pada 21 Desember 2019 ketika Dewan Pengawas yang mempunyai kewenangan memberikan izin terhadap upaya penggeledahan, penyitaan dan penyadapan yang dilakukan oleh KPK dalam mencari alat bukti dan barang bukti kasus korupsi dilantik bersamaan dengan pimpinan baru.

"Sehingga masih ada waktu bagi Bapak Presiden untuk mengeluarkan Perppu," kata Yudi.

Baca juga: Temui tokoh, Mahfud MD ungkap makna tak ada visi selain visi presiden

WP KPK pun, lanjut dia, mempercayai bahwa Presiden akan mengeluarkan Perppu KPK apalagi dalam pidato beliau di beberapa kesempatan menyampaikan akan mengandalkan KPK dalam memberantas korupsi di negeri ini.

"Sehingga investor bisa masuk ke Indonesia karena kepercayaan tinggi tidak akan ada penghambat investasi yaitu korupsi dan suap ketika investor berinvestasi di Indonesia," ujarnya.

Selain rasa optimisme tersebut, kata dia, Perppu KPK akan keluar karena sebelumnya Menkopolhukam Mahfud MD juga telah mengundang kembali para tokoh bangsa dan akademisi yang selama konsisten dalam menyuarakan antikorupsi.

"Dan ketika bertemu Presiden sebelumnya menyampaikan bahwa Perppu merupakan cara untuk menyelamatkan nasib pemberantasan korupsi sebagai amanat reformasi," kata Yudi.

Baca juga: Tiga gugatan revisi UU KPK yang tak serupa

Baca juga: Soal perppu KPK, Pratikno tegaskan Presiden Jokowi tunggu proses di MK

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019