Anak-anak sebelumnya hanya menghabiskan waktu dengan bermain, namun sejak pemerintah desa membentuk PAUD anak-anak di desa yang belum bersekolah bisa mengikuti kegiatan pendidikan nonformal
Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk menyebutkan sebanyak 2,200 desa dari 3.026 desa di provinsi berbasis kepulauan ini telah membentuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) .

Usai mengikuti lokakarya "grand design" pendidikan dan kebudayaan NTT tahun 2020-2030 yang dilaksanakan "Inovasi NTT" yang berlangsung 11-13 November di Kupang, Selasa, ia mengatakan PAUD sangat penting keberadaannya terkait peran pemerintah desa di NTT dalam menunjang pembangunan sektor pendidikan di NTT.

Ia mengatakan, pembentukan lembaga PAUD yang tersebar di berbagai desa itu sebagai upaya pemerintah desa dalam menyediakan fasilitas pendidikan terhadap anak-anak usia dini di kawasan perdesaan.

Sinun Petrus Manuk didampingi Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Prov NTT, Verry Guru mengatakan pembangunan ribuan PAUD di desa-desa di NTT bisa terwujud setelah adanya alokasi dana desa.

Menurut mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT itu, keberadaan lembaga PAUD sangat strategis sebagai upaya pemberian rangsangan pendidikan terhadap anak usia dini untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, sehingga anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan formal;
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk (kiri) saat memberikan materi dalam kegiatan lokakarya grand design pendidikan dan kebudayaan NTT tahun 2020-2030 berlangsung di Kupang, Selasa (12/11/2019). (FOTO ANTARA/ Benny Jahang)

"PAUD ini memiliki peran yang strategis bagi anak-anak yang sedang dalam proses pertumbuhan sebelum memasuki jenjang pendidikan SD, sehingga ketika masuk SD anak-anak sudah memiliki pengetahuan tentang pendidikan," katanya.

Ia mengatakan, kendati fasilitas yang dimiliki PAUD di desa-desa masih terbatas namun telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa setempat.

"Anak-anak sebelumnya hanya menghabiskan waktu dengan bermain, namun sejak pemerintah desa membentuk PAUD anak-anak di desa yang belum bersekolah bisa mengikuti kegiatan pendidikan nonformal," demikian Sinun Petrus Manuk.

Baca juga: Mimpi Yoseph di tumpukan kardus bekas

Baca juga: Kemendikbud: 88 Daerah berkomitmen laksanakan 1 tahun wajib PAUD

Baca juga: Kemdikbud kembangkan delapan strategi nasional peningkatan mutu PAUD

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019