Jakarta (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menyelenggarakan kegiatan kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) serentak di tiga tempat, yaitu di KJRI Jeddah, Sekolah Indonesia Jeddah, dan Sekolah Indonesia Mekkah.

Penambahan tempat penyelenggaraan kegiatan dilakukan untuk menanggapi peningkatan minat warga Saudi dan warga asing yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi untuk belajar bahasa Indonesia.

Tercatat sebanyak 368 orang, termasuk dari warga asing yang berasal dari 15 negara, mendaftarkan diri untuk angkatan kedua program BIPA 2019 di Arab Saudi, menurut keterangan tertulis dari KJRI Jeddah yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Namun, hanya 310 peserta yang diterima untuk menjadi peserta berdasarkan seleksi berkas dan alasan kuat mempelajari Bahasa Indonesia.

Di hadapan peserta kelas BIPA, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, mengatakan bahwa Bahasa Indonesia kian diminati untuk dipelajari seiring meningkatnya interaksi antara warga Saudi dan Indonesia.

"Yang membanggakan bagi saya, Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa pergaulan. Saya menangkap ada sesuatu yang bermanfaat dengan belajar bahasa Indonesia," ungkap Konjen Hery pada acara pembukaan Program BIPA angkatan kedua tahun 2019 di Aula Gedung Pelayanan Terpadu KJRI Jeddah.

Para peserta program kelas BIPA yang diselenggarakan KJRI Jeddah berasal dari berbagai kalangan profesi, antara lain dosen, mahasiswa, personel keamanan yang bertugas di Masjidil Haram, petugas keamanan bandara, tentara, dan pegawai kementerian haji.

Saat diwawancarai mengapa tertarik mempelajari Bahasa Indonesia, para peserta mengemukakan alasan beragam.

"Saya ingin belajar Bahasa Indonesia karena sering berlibur ke Indonesia. Saat ini, saya tengah menjajaki kemungkinan membuka bisnis dengan Indonesia," ucap Ibrahim Naser, warga Saudi yang merupakan pengajar salah satu sekolah di Jeddah.

Sementara Abeer Abdullah, seorang perempuan muda Saudi yang kini bekerja di salah satu perusahaan perekrutan tenaga kerja asing, mengungkapkan bahwa dirinya belajar bahasa Indonesia karena kerap berinteraksi dengan WNI yang bekerja di Arab Saudi.

Rehab Asaad Abdul Jabbar, seorang mahasiswi Universitas King Abdulaziz, mengaku berminat belajar Bahasa Indonesia karena ingin bekerja di Muassasah Haji Asia Tenggara, yang melayani jemaah haji dari Indonesia.

Baca juga: KJRI serahkan penghargaan Primaduta kepada empat pengusaha Saudi

Baca juga: Pekerja profesional Indonesia lebih disukai Arab Saudi

Baca juga: Bahasa Indonesia akan diajarkan di Universitas Al Azhar Mesir

 

Mengunjungi Kota Tua Jeddah yang romantis

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019