Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto hadir di Istana Kepresidenan Jakarta bersama Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo, memenuhi undangan Presiden Joko Widodo pada Senin (21/10) sore sekitar pukul 16.13 WIB.

Waktu kedatangan keduanya 17 menit lebih cepat dari informasi yang beredar terkait rencana kedatangan yaitu pukul 16.30 WIB.

Keduanya datang ke Istana Kepresidenan dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang, Edhy tampak mengenakan kemeja putih yang biasa digunakan para kader Gerindra dengan empat kantong di bagian depan.

Keduanya mengenakan kemeja putih sebagaimana calon menteri dan calon pembantu Presiden yang dipanggil sebelumnya.

Usai bertemu dengan Presiden Jokowi, Prabowo mengungkapkan dirinya diminta untuk membantu Jokowi di bidang Pertahanan, dan dirinya diberikan arahan oleh Presiden untuk bekerja sekeras mungkin untuk mencapai beberapa sasaran dan harapan yang telah ditentukan.

Baca juga: Soal menteri kabinet, Gerindra: Kami tahu diri

Namun di sisi lain, Edhy enggan mengungkapkan posisinya menjadi menteri apa. Menurut dia, biarkan Presiden Jokowi yang akan menyampaikan posisinya pada Rabu (22/10).

"Nanti Pak Presiden yang akan menyampaikan," ujar Edhy, singkat.

Nama Edhy Prabowo ramai dibicarakan berbagai kalangan karena diisukan akan menjadi Menteri Pertanian, menggantikan Amran Sulaiman.

Edhy Prabowo yang lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan pada 26 Desember 1972, memiliki latarbelakang sebagai prajurit TNI dengan menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjara Republik Indonesia (AKABRI) di Magelang, Jawa Tengah, pada tahun 1991, namun dua tahun berselang, dia keluar dari kesatuannya.

Setelah itu, Edhy merantau ke Jakarta, dan saat itu berkenalan dengan Prabowo Subianto yang ketika itu masih berpangkat Letkol dan menjadi Komandan Grup II Kopassus TNI AD. Kedekatan keduanya pun berlanjut hingga saat ini, bahkan Edhy diajak bergabung dalam Partai Gerindra oleh Prabowo.

Tidak hanya itu, Prabowo pun bersedia membiayainya untuk kuliah di Universitas Moestopo dengan mengambil jurusan Ekonomi Manajemen di tahun 1997. Setelah itu, Edhy melanjutkan pendidikan di Swiss German University mengambil bisnis di tahun 2004.

Baca juga: Prabowo isyaratkan dua kader Gerindra masuk kabinet

Edhy memulai karir politiknya di tahun 2005 ketika aktif di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sempat menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan HKTI.

Karir politiknya di Gerindra dimulai sejak partai itu dibentuk, hingga di 2012 sampai sekarang dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan dan Pembangunan DPP Partai Gerindra.

Di Pemilu 2009, Edhy lolos menjadi anggota DPR dan bertugas di Komisi VI DPR RI yang membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi, dan BUMN. Di Pemilu 2009 itu, Edhy menjadi caleg dari kampung halamannya yaitu Dapil Sumatera Selatan II.

Di Dapil tersebut, Edhy bersaing dengan beberapa nama politisi senior seperti Mustafa Kamal, Dodi Alex Nurdin, dan Nazarudin Kiemas.

Di Pemilu 2014, Edhy kembali lolos ke Senayan, dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan I setelah memperoleh 75.186 suara. Lalu sejak 2014-20219, Edhy menjadi Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pangan.

Edhy diketahui sempat mendirikan perusahaan jasa keamanan yaitu PT Garuda Security Nusantara serta menjabat sebagai Presiden Direktur. Dia juga menjadi Komisaris di PT Kiani Lestari Jakarta, perusahaan tersebut diketahui adalah milik Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto.

Baca juga: DPR kritik Uni Eropa sebagai pengkhianat soal resolusi sawit

Pencak Silat

Selain itu, Edhy juga aktif diorganisasi pencak silat seperti Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dan Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI). Totalitasnya di olahraga tersebut karena sebelum masuk AKABRI, Edhy pernah menjadi atlet Pencak Silat sehingga tidak mengherankan apabila Ketua Umum IPSI Prabowo Subianto memberikan Edhy tanggung jawab sebagai Ketua Harian IPSI.

Selain itu, Edhy Prabowo awalnya dikenal masyarakat sebagai atlet pencak silat nasional, dan namanya "harum" ketika berjaya di Pekan Olahraga Nasional (PON) dan juga pernah mengikuti kejuaraan tingkat internasional.

Di PB IPSI, Edhy menjadi Ketua Harian organisasi tersebut, dan namanya semakin meroket ketika tampil di media saat anak didiknya meraih 14 medali emas diajang Asian Games 2018, di Jakarta-Palembang.

Capaian Pencak Silat tersebut menjadi sorotan karena mampu mendongkrak perolehan medali kontingen Indonesia yang awalnya ditargetkan memperoleh 16 medali emas dan masuk dalam 10 besar. Namun, karena perolehan 14 emas dari Pencak Silat, maka di ajang tersebut, Indonesia menempati posisi keempat dengan meraih 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.

Beredarnya isu bahwa Edhy Prabowo akan menjadi Menteri Pertanian merupakan hal yang wajar karena melihat kapasitas bapak dua anak tersebut di bidang pertanian.

Edhy sejak lama berkecimpung di dunia pertanian melalui organisasi HKTI, lalu lima tahun menjadi Ketua Komisi IV DPR yang salah satunya membidangi pertanian. Selain itu, saat ini Edhy Prabowo merupakan Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI.

Keputusan akhir pos kementerian apa yang akan diberikan kepada Edhy ada pada Presiden Jokowi yang memegang hak prerogatif untuk menentukan siapa saja menteri yang akan menjadi pembantunya di pemerintahan lima tahun kedepan.

Baca juga: Gerindra tegaskan tak pernah minta jatah menteri

Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019