Padang, (ANTARA) - Ketua Program Studi Sumberdaya Perairan, Pesisir dan Kelautan Pascasarjana Universitas Bung Hatta Padang Dr Harfiandri Damanhuri mengungkapkan fenomena ikan paus terdampar di pinggiran pantai disebabkan karena pembuangan limbah domestik dari daratan masuk ke laut terbawa oleh arus permukaan sehingga mengubah pola migrasi ikan paus.

"Pembuangan sampah, terutama sampah domestik dapat meningkatkan kadar Nitrogen dan Posforus dalam air laut yang dapat menyuburkan kondisi perairan, sehingga sumber makanan ikan paus menjadi banyak," kata dia saat dihubungi dari Padang, Senin.

Selain itu, perubahan iklim seperti perubahan arus dan pergerakan massa air laut menjadi rendah, sehingga tingkat kesuburan perairan dan kadar oksigen yang tinggi juga dapat meningkatkan ketersediaan sumber makanan bagi ikan paus.

Tingkat kesuburan perairan tersebut juga disebabkan karena pemanasan global dan pengaruh asap yang menghalangi cahaya matahari masuk ke dasar laut.

"Akibatnya densitas air menjadi lebih lambat bergerak, sehingga terjadi penumpukan sumber makanan paus di lapisan permukaan perairan laut," ujar dia.

Seharusnya daerah tropis atau idealnya laut, mesti berputar dengan baik sehingga tidak membuat siklus air laut melambat dan menyebabkan sumber makanan paus seperti fitoplankton termasuk ubur naik ke permukaan.

"Ikan paus merupakan hewan yang bermigrasi pada beberapa musim tertentu," kata dia.

Baca juga: Warga pesisir selatan evakuasi hiu paus terdampar

Baca juga: BPSPL Padang ambil sampel hiu paus terdampar di Pesisir Selatan

Baca juga: Puluhan ikan paus terdampar di pesisir Probolinggo


Selain itu, paus yang tersesat ke pantai disebabkan karena perubahan iklim, sistem navigasinya yang terganggu, atau tertinggal dari rombongannya saat memburu makanan.

Selain itu, menurut dia, jika dilihat dari jumlah biota paus yang terdampar, maka sudah sering terjadi sejak lama.

"Di sebuah desa di Pantai Punggasan terdapat kuburan raja ikan. Ikan itu merupakan ikan paus yang juga pernah terdampar sekitar tahun 80-an," kata dia.

Bahkan di Pasaman juga pernah terdampar paus besar pada 1970 dan tulangnya disimpan di Taman Kinantan Bukittinggi.

"Seperti yang kita lihat, pantai barat merupakan salah satu jalur migrasi ikan paus yang kaya akan sumber pakan, selain itu ada juga hubungannya dengan banyaknya jumlah ubur-ubur yang juga merupakan sumber pakan paus," kata dia.

Biasanya hiu yang sering terdampar ke pinggir pantai disebut hiu tutul atau Rhincodon Typus yaitu hiu pemakan plankton.

"Seperti jenis hiu yang terdampar di Pesisir Selatan beberapa waktu lalu yang sempat menggemparkan masyarakat pinggiran pantai Pesisir Selatan," kata dia.

Sebelumnya, seekor Hiu Tutul terdampar di Pantai Tan Sridano, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Pada Sabtu (19/10), setelah sebelumnya ikan yang memiliki panjang 6,3 meter tersebut terjerat pukat tepi milik nelayan tradisional setempat.

"Ikan malang itu terjerat pukat tepi sekitar jam 06.00 WIB, dan nelayan berupaya melepaskannya dengan menyobek alat tangkap tersebut," kata warga setempat, Indra (28) di lokasi, beberapa waktu lalu.*

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019