Semarang (ANTARA) - Politikus Iqbal Wibisono menyatakan Partai Golkar pada era multipartai supaya tetap eksis dan menjadi partai besar, setidaknya harus memiliki 3-S, yakni sukses konsolidasi, sukses kaderisasi, dan sukses memenangi hati rakyat setiap pemilu.

"Meskipun angin selalu mengguncang partai berlambang pohon beringin dari pemilu ke pemilu, Partai Golkar selalu menjadi pemenang kedua pemilu," kata Ketua Harian DPD I Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah Dr. H.M. Iqbal Wibisono, S.H., M.H. di Semarang, Senin pagi.

Bahkan, lanjut dia, pada Pemilu 2004 di bawah kepemimpinan Akbar Tanjung, Golkar berada di peringkat pertama dengan meraih 24.480.757 suara atau 129 kursi dari total 550 kursi DPR.

Baca juga: Golkar: Peluang Gerindra masuk koalisi jadi wilayah Presiden

Kemenangan tersebut, menurut Iqbal, merupakan prestasi tersendiri karena Partai Golkar mengalahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang pada waktu itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI.

Sejak era Reformasi, Partai Golkar pada Pemilu 1999 meraih 120 dari total 500 kursi DPR RI atau berada di peringkat kedua setelah PDIP yang meraih 153 kursi.

Pada pemilu berikutnya, kecuali Pemilu 2004, Partai Golkar di urutan kedua dengan jumlah kursi pada Pemilu 2009 sebanyak 106 kursi DPR RI, Pemilu 2014 turun menjadi 91 kursi, dan Pemilu 2019 turun lagi menjadi 85 kursi.

Ketika menyinggung kembali soal 3-S, Iqbal menegaskan bahwa sukses pemilu menjadi sangat penting karena di situlah sejatinya partai itu masih dikehendaki dan rakyat merasa nyaman sebagai wadah penyalur aspirasinya.

Untuk pengalaman pahit, lanjut Iqbal, Partai Golkar harus senantiasa menjadi kaca benggala dan pelajaran berharga bagi partai ini, seperti pasca-Munas Partai Golkar terlahir partai baru, dualisme kepenguran partai, dan terjadi munas empat kali dalam lima tahun.

Pada momentum HUT Ke-55 Partai Golkar, Iqbal berharap munas pada bulan Desember 2019, partai berlambang pohon beringin ini tetap solid dan bersatu mementingkan kepentingan yang lebih besar, tidak hanya individu, kelompok, dan golongan, tetapi keutuhan partai dan kepentingan bangsa harus menjadi tujuan utama.

"Sebagai kader, saya berharap Partai Golkar jangan bercerai-berai. Perjalan masa lalu sebagai guru yang terbaik," kata alumnus Program Doktor (S-3) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) ini.

Baca juga: DPP Golkar gelar syukuran peringatan HUT ke-55
Baca juga: Golkar Papua mulai buka pendaftaran Pilkada 2020

Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019