"Optimisme ini menjadi modal penting Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan jajaran pemerintahan yang terbentuk nantinya untuk terus bekerja, kerja, kerja menggenapi janji-janji kampanyenya," ujar Charles.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Charles Honoris mengatakan tingkat kepuasan masyarakat dan citra diri baik Joko Widodo (Jokowi) yang tetap tinggi di ujung masa pemerintahan pertama adalah wujud optimisme masyarakat dalam menyongsong periode kedua Pemerintahan Jokowi.

"Optimisme ini menjadi modal penting Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan jajaran pemerintahan yang terbentuk nantinya untuk terus bekerja, kerja, kerja menggenapi janji-janji kampanyenya," ujar Charles, di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Survei Y-Publica: 72,5 persen masyarakat puas atas kinerja pemerintah

Charles mengacu pada hasil survei Litbang Kompas tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi per Oktober 2019, yakni 58,8 persen. Sebelumnya pada Maret 2019, tingkat kepuasan masyarakat berada di angka 59,6 persen.

"Ini adalah bukti bahwa rakyat Indonesia tetap mengapresiasi positif kerja-kerja pemerintah, terlepas dari segala dinamika yang terjadi belakangan ini," kata Charles.

Dalam publikasi survei yang dilakukan Litbang Kompas pada Kamis ini, juga ditunjukkan tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi atas kinerja pemerintah berbanding lurus dengan citra diri Presiden Jokowi. Disebutkan 73,3 persen publik menilai citra diri Jokowi baik.

"Citra baik Jokowi ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan oleh pemerintah di sejumlah bidang dalam lima tahun terakhir tidak lain adalah berkat kepemimpinan yang baik dari Sang Presiden," ujar Charles.
Baca juga: PDIP: elektabilitas Jokowi unggul karena kepuasan publik

Charles menyadari tantangan Pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin ke depan tidaklah mudah, baik internal maupun eksternal. Mulai dari tantangan konsolidasi nasional, sampai ancaman resesi global.

Namun, lanjut Charles, dengan modal optimisme masyarakat dan konsistensi kerja keras pemerintah, ia yakin tantangan tersebut bisa teratasi.

"Tidak ada tantangan yang terlalu besar jika kita semua bersatu padu dan bergotong royong menghadapinya," ujar Charles lagi.

Survei Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia pada 19 September-4 Oktober 2019. Responden dipilih acak bertahap (multistage random sampling) dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,83 persen.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019