Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) mendorong seluruh tenaga dokter emergensi yang bertugas di seluruh lini layanan kesehatan pemerintah maupun swasta agar proaktif meningkatkan kapasitasnya, terutama dalam menangani kasus kedaruratan medis yang dipicu oleh faktor perubahan lingkungan sekitarnya.

Hal ini, menurut Presiden Perdamsi dr. Bobi Prabowo, Sp.Em, Kamis, menjadi pesan utama dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-5 Kedokteran Emergensi (PIT EM V 2019) yang diikuti ratusan dokter dari berbagai pelosok Tanah Air, di Jakarta, pada 10-13 Oktober 2019.

Menurut dr Bobi, dokter sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan harus mampu memberikan pelayanan yg sebaik-baiknya disertai dengan ilmu terbaru tentang kasus-kasus kegawatdaruratan akibat perubahan lingkungan sekitar yang dinamis.

"Itu sebabnya dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kedokteran Emergensi, (10-13 Oktober) kemarin kami fokus menyoroti pembaruan darurat lingkungan dan manajemen awal dari lapangan (pra-rumah sakit) ke ruang gawat darurat," kata dokter spesialis Emergensi RSUD dr Iskak, Tulungagung.

Baca juga: RS pemerintah diminta dahulukan pelayanan gawat darurat

Dikatakannya subjek ini menarik karena Indonesia memiliki banyak kasus darurat karena paparan lingkungan baik oleh alam, buatan manusia atau kemajuan teknologi.

"Dengan mengangkat topik-topik ini, kami berharap ini akan memberikan semangat perbaikan terutama dalam manajemen darurat lingkungan kita," ujarnya.

Untuk menambah wawasan dan meningkatkan kapasitas para peserta yang mayoritas berlatar dokter ahli emergensi, dokter-dokter umum yang bertugas di lini depan layanan IGD rumah sakit, hingga dokter umum di lembaga nonrumah sakit atau perusahaan swasta/pabrik, serta komunitas perawat IGD dan kebencanaan, PIT EM V 2019 diisi dengan panel simposium dan lokakarya pra-simposium seperti USLS, dan gigitan ular.

Para dokter dan perawat di layanan emergensi yang terlibat dalam PIT EM V 2019 juga melanjutkan tradisi kejuaraan resusitasi melalui "R.E.D (Resuscitation on Emergency and Disaster) Battle" dengan tujuan agar semua tim resusitasi yang tampil bisa saling belajar melalui kompetisi di bidang kedaruratan medis.

"Pertemuan ini tidak hanya berfungsi sebagai konferensi tahunan, tetapi juga sebagai wadah pertemuan di mana para peserta dapat berbagi dan bertukar ide, berkolaborasi, belajar bersama, dan mencari teman baru. Kegiatan Ini adalah perayaan bagi kita yang bekerja dalam mengasah ketajaman dan perhatian dalam pelayanan gawat darurat yang lebih baik," katanya.

Dr Bobi menjelaskan, saat ini masih banyak kasus-kasus kegawatdaruratan yang terjadi akibat kontak dengan lingkungan sekitar, baik yang natural seperti gigitan ular, hewan lain dan sengatan lebah, maupun yang disebabkan karena lingkungan sekitar seperti kasus tenggelam, heat stroke dan luka bakar, maupun dampak kemajuan teknologi seperti overdosis obat-obatan, keracunan alkohol.

Kata dia, perubahan pola kasus kedaruratan medis ini yang terbaru mendorong perlunya disediakan ruang dekontaminasi di IGD rumah sakit.
Pengurus Perdamsi dan sejumlah pakar emergensi medis berfoto bersama di sela pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan Emergency Medicine (PIT EM) V 2019 di Jakarta. (IST)


Tema yang diusung dalam PIT Emergensi Medicine V 2019 itu sendiri dinilai sangat mengena pada kebutuhan di Indonesia.

Sebab dengan kecepatan dan ketepatan dokter untuk mendiagnosa dan menangani kasus kegawatdaruratan, hal itu akan dapat menurunkan angka kematian, angka kesakitan dan menurunkan waktu "length of stay" (masa rawat inap) pasien di rumah sakit.

"Oleh karena itulah, dokter sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan harus mampu memberikan pelayanan yg sebaik-baiknya disertai dengan ilmu terbaru tentang kasus-kasus kegawatdaruratan akibat lingkungan sekitar," ujarnya.

Selain itu, lanjut Bobi, fasilitas yang lengkap dan terakreditasi dapat menunjang pelayanan dengan cepat dan tepat untuk menjamin keselamatan dan meminimalisir risiko hilangnya nyawa pasien maupun kecacatan permanen.

Kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kedokteran Emergensi ke-5 2019 dengan tema Update on Environmental Emergency: From Field to Emergency Room ini merupakan yang kelima dilaksanakan oleh Perdamsi.

Pertemuan Ilmiah Tahunan sejenis yang telah empat kali digelar Perdamsi sebelumnya selalu diselenggarakan di Malang. PIT kali ini diisi dengan rangkaian dua hari simposium dan dua hari workshop yang mengundang sejumlah pakar di bidang emergensi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kehadiran para pakar emergensi dunia itu diharapkan dapat memberikan pengetahuan terkini (up to date) dan komprehensif di bidang kedokteran emergensi, khususnya bidang kegawatdaruratan akibat lingkungan sekitar yang berkesinambungan dengan pelayanan emergensi kepada para peserta.

Rencananya, acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kedokteran Kedaruratan ke-6 (PIT EM VI) akan digelar di Yogyakarta pada 2020 dengan tema "MCI and Disaster Management".

Baca juga: Kemenkes: RS wajib layani pasien gawat darurat

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019